Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Dinilai Sukses Lewati Gejolak Keuangan Global

Kompas.com - 17/01/2017, 19:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.comBank Dunia menilai Indonesia telah melewati gejolak keuangan global yang terjadi baru-baru ini dengan baik. Hal ini diungkapkan Bank Dunia dalam laporan teranyarnya yang bertajuk Indonesia Economic Quarterly.

Bank Dunia mencatat, nilai tukar rupiah melemah 3 persen terhadap dollar AS sesaat setelah berlangsungnya pemilihan presiden di AS pada bulan November 2016 lalu.

Namun demikian, kinerja rupiah tersebut relatif kuat apabila dibandingkan negara berkembang lainnya.

“Inflasi tetap berada di bagian bawah pada kisaran target BI (Bank Indonesia) sebesar 3 sampai 5 persen, didukung oleh perlambatan pertumbuhan harga beras dan bahan bakar, yang memungkinkan munculnya kebijakan yang akomodatif,” tulis Bank Dunia dalam laporannya yang dirilis hari ini, Selasa (17/1/2017).

Selain itu, inflasi yang rendah juga berkontribusi pada kuatnya pertumbuhan pengeluaran konsumsi swasta di kuartal III 2016.

Pun kredibilitas kebijakan fiskal telah ditingkatkan dengan pemotongan pengeluaran pada APBN tahun 2016 dan target penerimaan yang lebih dapat dicapai dalam APBN Perubahan 2016 dan APBN 2017 yang telah disetujui.

APBN tahun 2017 juga memperlihatkan adanya perbaikan komposisi belanja, termasuk alokasi lebih tinggi untuk sektor-sektor infrastruktur, kesehatan, dan bantuan sosial yang masih berlanjut, serta perbaikan dalam mekanisme penargetan untuk subsidi energi dan program-program sosial.

“Terakhir, masuknya arus penanaman modal asing yang kuat di kuartal III (2016) dan reformasi yang terus berjalan untuk perbaikan iklim investasi, tercermin dalam peningkatan peringkat Indonesia di dalam survei kegiatan usaha Bank Dunia, yang mendukung prospek investasi swasta,” ungkap Bank Dunia.

Bank Dunia mencatat, meningkatnya ketidakpastian kebijakan global khususnya terkait perjanjian perdagangan dan kebijakan normalisasi kebijakan suku bunga di AS berkontribusi terhadap gejolak pasar keuangan pada kuartal IV 2016.

Gejolak di pasar saham maupun pasar obligasi melonjak hingga pemilihan presiden AS pada November 2016.

Adapun risiko pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 meliputi ketidakpastian kebijakan dan gejolak keuangan yang berlanjut, perdagangan global yang lesu, dan pertumbuhan yang melemah di negara-negara maju.

Selain itu, perlambatan perekonomian China yang terus berlanjut juga menjadi risiko bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Kompas TV Bank Dunia Optimis Dengan Ekonomi RI 2017

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Pelita Air Buka Rute Langsung Jakarta-Kendari, Simak Jadwalnya

Whats New
Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com