Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emiten BUMN Diminta Jaga Kepercayaan Investor

Kompas.com - 19/01/2017, 19:52 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Emirsyah Satar ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Kamis (19/1/2017), atas dugaan kasus suap pembelian mesin pesawat dari Rolls Royce Inggris.

Sesaat setelah penetapan tersebut, harga saham emiten dengan sandi GIAA itu pun turun enam poin atau 1,69 persen pada pukul 14.55 WIB.

Pada penutupan perdagangan hari ini, harga sahamnya kembali terkoreksi menjadi delapan poin atau 2,26 persen di level Rp 346 per lembar saham.

Analis dari PT Danareksa Sekuritas Lucky Bayu Purnomo menyampaikan, tak bisa dimungkiri kabar penetapan Emirsyah sebagai tersangka pada hari ini menjadi preseden buruk bagi emiten-emiten pelat merah.

Lucky enggan berspekulasi, apakah preseden tersebut berimbas terhadap kepercayaan investor pada emiten BUMN. Yang jelas, ia menginginkan agar perusahaan BUMN bisa menjaga reputasi BUMN.

"Bagi BUMN, (kasus) ini pelajaran untuk menjalankan tata kelola yang baik, karena reputasi menjadi taruhannya," kata Lucky kepada Kompas.com, Kamis.

Ia memperkirakan, dalam beberapa hari perdagangan ke depan, saham Giaa mungkin saja kembali turun mendekati level terendah di Rp 320 per lembar saham.

Potensi penurunan saham tidak akan lebih besar lagi, karena saat ini harga saham GIAA sudah cukup rendah.

Akan tetapi, ia menyarankan kepada manajemen GIAA untuk menahan potensi pelemahan. Salah satunya adalah dengan memberikan penjelasan kepada publik mengenai kasus yang membelit Emirsyah, melalui paparan publik. "Investor ingin manajemen menjelaskan mengapa kelalaian itu terjadi," ucap Lucky.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com