Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Waspadai Potensi Inflasi 2017

Kompas.com - 20/01/2017, 17:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) melihat adanya peningkatan tren inflasi pada tahun 2017.

Tren peningkatan ini disebabkan adanya penyesuaian harga yang diatur pemerintah atau administered prices maupun risiko dari komponen pangan bergejolak atau volatile food.

Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, sumber inflasi pada bulan Januari 2017 saja adalah penyesuaian tarif listrik dan harga cabai merah.

Kedua komponen tersebut memberikan kontribusi terhadap inflasi sehingga capaian inflasi diperkirakan lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya.

Secara umum, BI bakal memberikan perhatian yang sangat tinggi terkait inflasi. Agus menuturkan, sejak awal tahun 2017, bank sentral dan pemerintah melakukan koordinasi untuk menjaga inflasi agar tetap pada kisaran sasaran 4 plus minus 1 persen.

"Sejak dua tahun terakhir, inflasi itu rendah, 3,3 persen dan 3,02 persen. 2017 akan ada sumber-sumber inflasi dari administered prices (harga yang diatur pemerintah)," kata Agus di Jakarta, Jumat (20/1/2017).

Agus menjelaskan, pengaruh administered prices terhadap inflasi bersumber dari pengurangan subsidi listrik 900 VA.

Selain itu, penyesuaian harga BBM satu harga di seluruh Indonesia juga pun juga menjadi faktor pemicu inflasi.

Terkait inflasi volatile food, Agus menuturkan bank sentral akan bekerja sama dan berkoordinasi dengan pemerintah terutama terkait ketersediaan pasokan. Sehingga, jangan sampai harga bahan pangan naik karena tidak tersedianya pasokan.

"Perlu dijaga juga kalau ada faktor musiman seperti hujan panjang atau virus yang menyerang cabai," ungkap Agus.

Agus menuturkan, penanganan pasokan komponen volatile food tidak boleh terlambat. Kalau inflasi tidak terjaga, ujar dia, maka akan membuat kondisi menjadi lebih sulit.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Kadin Sebut Ekonomi RI Kuat Hadapi Dampak Konflik di Timur Tengah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com