Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Minyak Terbesar di Dunia Tetap Ingin IPO Tahun Depan

Kompas.com - 23/01/2017, 07:33 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Sumber CNN Money

DAVOS, KOMPAS.com - Perusahaan minyak terbesar di dunia Saudi Aramco menyatakan tetap ingin melantai di bursa saham pada tahun 2018 mendatang.

Hal ini sesuai dengan rencana reformasi ekonomi yang telah diumumkan oleh deputi putra mahkota Mohammed bin Salman pada tahun lalu.

"Kami masih akan melakukannya pada tahun 2018 dan tidak ada perubahan rencana kami untuk melakukannya saat itu," kata CEO Aramco Amin Nasser di Forum Ekonomi Dunia di Davos, seperti dikutip dari CNN Money, Minggu (22/1/2017).

Pemerintah Arab Saudi mengumumkan rencana strategi ekonominya tahun lalu. Pasalnya, kerajaan itu terpaksa harus berpikir kembali setelah anjloknya harga minyak membuat keuangan negara jebol.

Kalau benar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) Aramco dilakukan tahun 2018, maka ini akan menjadi IPO terbesar sepanjang sejarah.

Pemerintah Arab Saudi mengekspektasikan nilai IPO Aramco akan berkisar 2 triliun dollar AS. Jika pasar menyetujui, menjual 5 persen saja kepimilikan saham Aramco akan meraup dana sekira 100 miliar dollar AS. Angka ini lebih tinggi empat kali lipat dibandingkan IPO Alibaba pada tahun 2014 silam.

Aramco menyatakan memiliki cadangan minyak mencapai 261 miliar barrel, sehingga mampu melakukan eksploitasi dalam beberapa tahun ke depan. Angka tersebut jauh lebih banyak dibandingkan seluruh cadangan minyak di Amerika Utara.

"Kami sangat nyaman dengan ukuran cadangan kami dan metodologi yang kami gunakan untuk menghitung cadangan. Kami tidak melipatgandakan program eksplorasi kami guna mempersiapkan diri untuk IPO," ujar Nasser.

Aramco mengebor sekira 10,3 juta barrel per hari. Angka tersebut hampir dua kali lipat dibandingkan pesaing terkuatnya, Rosneft, yang merupakan perusahaan minyak milik pemerintah Rusia.

Namun demikian, produksi minyak Aramco diprediksi merosot pada tahun ini sejalan dengan kesepakatan pemangkasan produksi minyak oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC).

Produksi minyak yang lebih rendah akan membuat pertumbuhan ekonomi Arab Saudi turun 0,4 persen pada 2017, menurut Dana Moneter Internasional (IMF).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber CNN Money

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com