Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RHB Asset Management Optimistis Kinerja Reksa Dana Saham 2017 Lebih Baik

Kompas.com - 23/01/2017, 21:45 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT RHB Asset Management Indonesia menginginkan pada tahun ini dana kelolaan reksa dana sahamnya tumbuh lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Pada tahun ini, RHB Asset Management menargetkan dana kelolaan dari seluruh instrumen investasi sebesar Rp 6,7 triliun.

"Kami maunya grow lebih banyak di saham," kata Presiden Direktur RHB Asset Management, Rima Suhaimi di Jakarta, Senin (23/1/2017).

Rima menyampaikan, untuk tahun ini, outlook reksa dana saham lebih positif dibandingkan tahun 2016.

Akan tetapi, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan atau diwaspadai pada kuartal pertama. Salah satunya adalah rilis pertumbuhan ekonomi tahunan yang akan keluar di kuartal pertama.

Selain itu, kebijakan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan berpengaruh besar terhadap langkah Federal Reserve untuk mengerek suku bunga acuan.

Sebagaimana diketahui Trump baru saja menyelesaikan proses inaugurasi. "Kami melihatnya saat ini, dijamin Fed bakal menaikkan dua-tiga kali Fed fund rate," kata Rima.

Guna mencapai targat asset under management (AUM) Rp 6,7 triliun, Rima mengatakan perseroan akan meluncurkan setidaknya lima produk baru, termasuk reksa dana syariah.

Total dana kelolaan RHB hingga Jumat (20/1/2017) mencapai Rp 3,6 triliun. Adapun komposisinya terdiri dari reksa dana pendapatan tetap (49,76 persen), reksa dana saham (34,05 persen), reksa dana pasar uang (14,83 persen), serta reksa dana campuran (1,35 persen).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com