JAKARTA, KOMPAS.com – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan masih akan bergerak variatif cenderung tertekang. Rentang pergerakan akan berada pada 5.220-5.135.
“Saham-saham yang masih dapat diperhatikan diantaranya BBNI, INTP, BJBR, dan MEDC,” kata Lanjar Nafi, analis dari Reliance Recurities,Jakarta, Selasa (24/1/2017).
Kemarin, indeks ditutup melemah tipis 3,34 poin (0,06 persen) di level 5.250,97. Aksi jual investor mereda pada sesi kedua, dipimpin aksi beli pada sektor konsumer dan pertambangan.
Tetapi sektor properti justru berbalik menekan laju positif IHSG, dengan melemah 1,02 persen. Pertumbuhan pinjaman tahunan yang diperkirakan turun ke level 8,8 persen menjadi katalis negatif.
“Kemarin investor asing terlihat melakukan aksi jual bersih sebesar Rp 81 miliar,” kata Lanjar.
Bursa Asia dan Eropa
Bursa Asia bergerak variatif. Indeks saham di China naik akibat pelemahan dollar AS. Sedangkan, indeks saham di Jepang terperosok 1,2 persen dipicu penguatan Yen yang menekan kepercayaan eksportir.
Akibat penguatan Yen, ekonom pun memperkirakan komposisi eksporJepang akan turun dari 1,2 persen menjadi 0,4 persen.
Sementara itu, mata uang emerging market menguat terhadap dollar AS setelah langkah stimulus Trump menjadi perhatian. Di Eropa, bursa saham dibuka turun dengan mayoritas di bawah 0,5 persen seiring aksi tunggu investor terhadap rincian lanjut dari kebijakan Trump.
Minimnya sentimen ekonomi di Eropa membuat investor cenderung waspada terhadap dampak dari kebijakan-kebijakan Trump untuk Eropa.
“Data ekonomi yang akan rilis selanjutnya diantaranya data kineja PMI manufaktur Jepang, Jerman dan Uni Eropa secara keseluruhan, serta AS,” ujar Lanjar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.