Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI dan Pemerintah Fokus Kendalikan Inflasi “Administered Prices”

Kompas.com - 25/01/2017, 16:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menyatakan pihaknya dan pemerintah akan fokus pada pengendalian dampak lanjutan dari inflasi harga yang diatur pemerintah atau administered prices.

Inflasi tersebut adalah dampak penyesuaian harga bahan bakar minyak (BBM) dan tarif listrik .

Menurut Agus, dampak lanjutan tersebut perlu untuk dikoordinasikan. Oleh karena itu, imbuh Agus, bank sentral dan pemerintah akan melakukan sekuensi kebijakan terkait administered prices, termasuk konversi subsidi langsung menjadi transfer tunai.

“Ini adalah bentuk untuk mengganti subsidi baik untuk pupuk, rastra, atau elpiji 3 kilogram,” ungkap Agus di Jakarta, Rabu (25/1/2017).

Agus menuturkan, bank sentral dan pemerintah akan memperkuat Tim Pengendali Inflasi (TPI) dan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

BI pun mengusulkan untuk menggabung kedua tim tersebut guna memastikan koordinasi di tingkat pusat dan daerah.

Adapun untuk pengendalian inflasi secara keseluruhan, Agus menuturkan bank sentral akan mempekuat bauran kebijakan guna menjaga stabilitas makroekonomi.

Dengan begitu, target inflasi pada tahun 2017 yang berada pada kisaran 4 plus minus 1 persen dapat tercapai.

“Ke depan, pemerintah dan BI berkomitmen untuk memperkuat koordinasi untuk penentuan besaran dan timing kebijakan energi. Penguatan kebijakan pangan dan volatile food (harga pangan yang bergejolak),” ungkap Agus.

Inflasi pada 2016 tercatat sebesar 3,02 persen secara tahunan (yoy). Adapun, pada 2015 inflasi pada posisi 3,35 persen (yoy).

“Kita sepakati bahwa pemerintah dan BI menyepakati inflasi di 2017 akan ada di kisaran 4 plus minus 1 persen, sedangkan 2018 dan 2019 itu akan kita capai inflasi 3,5 plus minus 1 persen dan di 2020-2021 inflasi akan mencapai 3 plus minus 1 persen,” jelas Agus.

Kompas TV BPS: Cabai Bisa Sumbang Inflasi Januari 2017
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Laba Bersih JTPE Tumbuh 11 Persen pada Kuartal I 2024, Ditopang Pesanan E-KTP

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Menperin Sebut Upaya Efisiensi Bisnis

Whats New
Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Jadwal LRT Jabodebek Terbaru Berlaku Mei 2024

Whats New
Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Emiten Hotel Rest Area KDTN Bakal Tebar Dividen Rp 1,34 Miliar

Whats New
Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Keuangan BUMN Farmasi Indofarma Bermasalah, BEI Lakukan Monitoring

Whats New
Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Bea Cukai Lelang 30 Royal Enfield, Harga Mulai Rp 39,5 Juta

Whats New
Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Bisnis Alas Kaki Melemah di Awal 2024, Asosiasi Ungkap Penyebabnya

Whats New
Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Penuhi Kebutuhan Listrik EBT Masa Depan, PLN Bidik Energi Nuklir hingga Amonia

Whats New
LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

LPPI Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Jadi 'Menkeu' Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Jadi "Menkeu" Keluarga, Perempuan Harus Pintar Atur Keuangan

Spend Smart
Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Emiten Perdagangan Aspal SOLA Bakal IPO dengan Harga Perdana Rp 110 Per Saham

Whats New
Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Data Terbaru, Utang Pemerintah Turun Jadi Rp 8.262,10 Triliun

Whats New
Bank Mandiri Genjot Transaksi 'Cross Border' Lewat Aplikasi Livin’

Bank Mandiri Genjot Transaksi "Cross Border" Lewat Aplikasi Livin’

Whats New
Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Kuartal I Ditopang Pemilu dan Ramadhan, Bagaimana Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ke Depan?

Whats New
Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Berikut Daftar Tiga Pabrik di Indonesia yang Tutup hingga April 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com