Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Asemka, Lapak Bisnis yang Menggiurkan bagi WNA Ilegal? (Bag 3)

Kompas.com - 26/01/2017, 07:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Persoalan Warga Negara Asing (WNA) di Indonesia perlu penanganan yang lebih serius dari pemerintah, setelah adanya indikasi WNA ilegal asal China yang membuka usaha secara masif di Indonesia.

Kompas.com melakukan penelusuran terkait adanya WNA ilegal asal China. Di pasar Asemka di Jakarta, ditemukan sejumlah WNA yang tak dapat berbicara bahasa Indonesia.

Selain itu, ada salah satu toko yang diduga milik WNA ilegal. Namun toko tersebut tak ragu-ragu membuka lowongan pekerjaan sebagai penerjemah bahasa mandarin.

Bukan tanpa alasan, selain ada kendala bahasa, interaksi penjual dan pemilik toko tidak bisa berjalan baik, seperti yang dialami Kompas.com.

(Baca: Pasar Asemka, Lapak Bisnis yang Menggiurkan bagi WNA Ilegal? (bag 2))

Salah satu karyawan dari toko aksesoris yang diduga milik WNA ilegal berhasil diwawancarai oleh Kompas.com. Berikut petikannya:

Kompas.com: Disini toko buka jam berapa? Jualnya apa aja? Kalung-kalung ada? 

Karyawan: Buka hari biasa mulai jam setengah delapan pagi. Di sini jual banyaknya gelang-gelang.

Kompas.com: Untuk harganya berapaan?

Karyawan: Harganya beda-beda ada yang Rp 25.000, ada yang Rp 21.000 itu sudah harga lusinan. Bisa Rp 25.000 per pieces (pcs) jadi Rp 300.000 per lusin.

Kompas.com: Ada nomor kontak pemiliknya?

Karyawan: Ini biasa nomor yang ini. Tapi ini (handphone) ada di toko. Saya yang suruh pegang. Kadang juga bos yang pegang. Soalnya kan kalau bahasa Indonesia agak kurang.

Kompas.com: Bos ada disini?

Karyawan: Lagi keluar

Kompas.com: Ntar kalau saya mau bicara bisa dengan bos?

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com