Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Batu Bara 100 Dollar AS Per Ton Terlalu Bagus...

Kompas.com - 30/01/2017, 21:01 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Sama halnya minyak bumi, harga komoditas batu bara juga sangat tergantung pada keseimbangan pasokan dan permintaan. Kenaikan harga batu bara yang melonjak tinggi sejah paruh kedua tahun 2016 terbukti telah mengerek laba sejumlah pemain di industri batu bara.

Namun ternyata, harga yang tinggi menembus 100 dollar AS per ton itu sebenarnya tidak terlalu menggembirakan saat ini. Harga yang lebih rendah, namun lebih berkelanjutan dan stabil, lebih dipilih para produsen batu bara.

Hal tersebut disampaikan oleh Azis Armand, direktur PT Indika Energy Tbk., salah satu perusahaan energi terpadu di Indonesia, termasuk di tambang batu bara.

Menurut Azis, dari sisi pasokan, ada tantangan dari produsen global batubara seperti China dan Australia. “China sebagai produsen besar, pengaruhnya besar ke pasar. Ketika mereka mengubah hari kerja, pengaruhnya besar ke produksi,” kata Azis di Jakarta, Senin (30/1/2017).

Di Indonesia sendiri, produksi batubara juga sangat dipengaruhi oleh musim. Hujan yang terus mengguyur di awal tahun seperti saat ini, akan menyusahkan operasi tambang batubara di Kalimantan.

Dengan melihat kemungkinan produksi dan permintaan global, Azis menyebut rencana produksi perseroan akan bagus dijalankan jika harga batubara bisa stabil di kisaran 70-80 dollar AS per ton.

“Harga 80 dollar AS per ton itu bagus. 100 dollar AS terlalu bagus. Kalau mau sustainable ya 70-80 dollar AS,” kata Azis.

Mengenai rencana produksi perusahaan tahun ini, Azis mengatakan, emiten dengan sandi INDY itu akan mempertahankan volume produksi sama seperti tahun lalu, yakni sebesar 32 juta ton.

Ia menambahkan, perusahaan akan melihat terlebih dahulu perkembangan harga batubara sampai level yang lebih stabil. “Kami saat ini agak lebih konservatif dalam perencanaan kegiatan produksi,” ucap Azis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com