STOCKHOLM, KOMPAS.com - Peritel mode asal Swedia H&M mengejutkan investor dengan mencatatkan peningkatan pada laba kuartalan. Selain itu, H&M juga menyatakan akan meninjau ulang toko dan brand, serta berinvestasi lebih banyak pada e-commerce.
Pengumuman tersebut mengerek saham H&M level tertinggi dalam satu bulan.
H&M membukukan laba sebelum pajak pada kuartal IV 2016 sebesar 7,4 miliar kronor atau 839 juta dollar AS, lebih tinggi dari prediksi para analis yang sebelumnya memperkirakan laba H&M mencapai 7 miliar kronor.
Dalam pernyataannya, H&M menyatakan bakal memeriksa jumlah toko dan cabang di setiap negara. Selain itu, H&M juga menyatakan bakal menambah sekira 70 hingga 80 toko pada tahun 2017.
Dalam beberapa tahun terakhir, H&M telah mendiversifikasi diri menjadi tujuh konsep terpisah untuk memperluas basis konsumen dalam menghadapi persaingan yang ketat dalam industri mode yang relatif murah.
H&M pun berencana meluncurkan satu atau dua konsep baru lagi pada tahun ini, namun 9 dari 10 toko H&M masih akan berupa brand H&M dengan harga relatif murah.
"Konsep-konsep ini kuat dan hanya merupakan permulaan perjalanan ekspansi mereka. Mereka akan menciptakan gelombang pertumbuhan baru," ujar CEO H&M Karl-Johan Persson.
Secara keseluruhan, H&M berencana membuka 430 toko baru pada tahun 2017. Lagi-lagi angka tersebut di atas ekspektasi beberapa analis.
H&M menyatakan pula rencana untuk investasi dalam analitik dan otomasi pusat-pusat distribusi guna mempercepat rantai pasok produk. Peritel mode ini juga akan lebih berkomitmen pada e-commerce sejalan dengan pertumbuhan tren belanja online.
"Dengan adanya e-commerce dan omnichannel, pasar dengan cepat menjadi lebih kompleks, yang artinya adalah permintaan baru akan kecepatan dan fleksibilitas," jelas kepala hubungan investor H&M Nils Vinge.
H&M pun menargetkan pertumbuhan penjualan dalam mata uang lokal mengalami pertumbuhan sekira 10 sampai 15 persen.
Pada tahun fiskal 2015-2016, pertumbuhan penjualan dalam mata uang lokal mencapai 7 persen.
Sebelumnya, H&M pernah menyatakan bahwa inflasi biaya dan pergerakan nilai tukar memberikan dampak negatif pada kuartal IV 2016 pada biaya pembelian. Selain itu, H&M juga saat itu menyatakan kemungkinan bakal ada penurunan kinerja keuangan.