JAKARTA, KOMPAS.com - Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Lontar di sepanjang 2017 ini menganggarkan biaya untuk pengelolaan keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan mencapai Rp 64 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan 2016 sebesar Rp 45 miliar.
"Di 2016 kita menganggarkan Rp 45 miliar, dan di 2017 ini kita anggarkan Rp 64 miliar," ujar Direktur Operasi 2 PT Indonesia Power, Antonius RT Artono usai meresmikan percontohan Keselamatan Kerja dan Lingkungan dan PDKO (Pemeliharaan peralatan dalam kondisi Operasi) di Banten, Jumat (3/2/2017) kemarin.
Menurut Antonius, mengapa pihaknya menambah anggaran untuk keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan, karena untuk meningkatkan keandalan PLTU Lontar, keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting dalam keberlangsungan produksi PLTU Lontar.
"Keselamatan bisa menghentikan produksi, maka keamanan merupakan faktor yang harus diperhatikan agar tidak menghentikan produksi," tutur Antonius.
Antonius menambahkan, jika PLTU Lontar berhenti berproduksi hanya dalam waktu sehari saja, maka PLTU Lontar akan kehilangan RP 20 miliar yang seharusnya bisa diperoleh PLTU Lontar.
Sehingga menurut Antonius, peningkatan anggaran keselamatan kerja dan kebersihan lingkungan tersebut tidak seberapa jika melihat potensi kerugian yang dihasilkan jika ketiga unit yang dimiliki PLTU Lontar tak beroperasi karena gangguan tekhnis.
"Ga ada apa-apanya dibanding resiko kalau unit terganggu. Karena kalau dihitung, satu hari saja tidak beroperasi maka kehilangan RP 20 miliar. Tinggal dikalikan saja dengan tiga unit yang dimiliki, bisa kehilangan Rp 60 miliar sehari," pungkas Antonius.
Sekadar informasi, sepanjang 2016 tingkat keandalan PLTU Lontar mencapai 83 persen dengan jumlah produksi 5,7 TWh (tera watt hour) atau mengalami peningkatan 1,3 Twh bila dibandingkan 2015.
Dengan produksi sebesar 5,7 TWh, artinya PLTU Lontar sebagai salah satu pembangkit yang dikelola oleh PT Indonesia Power, memberikan sumbangsih keuntungan ke induk usaha yakni PT PLN (Persero) sebesar Rp 1,4 triliun.