Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Gaya Hidup Anak Konglomerat Pemilik Lippo Group

Kompas.com - 05/02/2017, 11:11 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa bilang anak konglomerat tak pernah merasakan hidup sederhana. John Riady salah satu contohnya.

Sebagai anak dari konglomerat James Riady dari Lippo Group, dirinya mengaku lebih suka makan masakan Padang di rumah makan Padang ketimbang makan di restoran mahal atau tempat makan di hotel bintang lima.

"Saya lebih suka makan masakan Padang," ujar John kepada Kompas.com saat menghadiri acara Creativepreneur Corner 2017 di Jakarta, Sabtu (4/2/2017).

Bahkan, Director of Lippo Group ini beberapa kali naik angkutan umum yakni ojek untuk mencapai tempat yang ditujunya guna mengindari kemacetan Jakarta yang cukup membuat stres. "Naik ojek juga saya biasa, lebih murah juga kan," terangnya.

Selain makan di rumah makan Padang dan naik ojek menuju tempat tujuannya, John pun mengaku cukup berhemat di rumahnya. John mengaku tak pernah menyalakan AC kamar maupun rumahnya ketika dia dan istri sedang tidak berada di rumah.

Sadar akan pemanfaatan energi, John pun lantas terlebih dahulu memastikan bahwa AC yang terdapat dikediamannya dalam kondisi off atau mati saat dirinya dan istri bepergian ke luar rumah.

"AC selalu dimatikan kalau kita tidak sedang di rumah, ya supaya hemat energi lah," tutur John.

Meski terlahir dari keluarga Lippo Grup, John mengaku sejak kecil telah diarahkan untuk bekerja keras. Bahkan setiap liburan sekolah, untuk mengisi waktu luangnya, John menghabisinya dengan menjalani magang di beberapa perusahan seperti salah satunya restoran cepat saji.

"Setiap liburan sekolah saya bekerja. Saya sempat kerja di MCD pada tahun 1999, dan beberapa perusahan lain," kenangnya.

John mengaku sangat senang menjalani magang di sejumlah perusahan tersebut. Sebab dari tempat itu dia mendapat pengalaman baru dan kenal banyak orang dari berbagai kalangan. Selain itu, ia turut merasakan bagiamana menjadi seorang pekerja.

Sementara untuk usahanya saat ini, John menuturkan, usaha yang dijalankan merupakan hasil kerja keras keluarga. Ia sebagai bagian dari keluarga menjalankan amanah. Untuk itu, ia akan memberikan yang terbaik.

"Saya bersyukur terlahir dari keluarga berada, ini merupakan amanah yang harus saya pegang," pungkas John.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com