Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Trump Berdampak Buruk bagi Industri Senjata Api AS

Kompas.com - 05/02/2017, 20:15 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

LAS VEGAS, KOMPAS.com - Terpilihnya Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat dipandang sebagai dampak buruk terhadap industri senjata api. Penjualan senjata api dan amunisi anjlok, saham perusahaan pembuat senjata api juga merosot.

"Saya rasa semua industri senjata api sudah menyusun rencana dan berpikir bahwa Hillary (Clinton) akan menang. Permintaan juga besar sekali, tapi kemudian sehari setelah pemilu, distributor-distributor membatalkan pesanan di sana sini karena mereka sadar Trump menang," kata Brian Skinner, CEO Kalashnikov USA seperti dikutip dari CNN Money, Minggu (5/2/2017).

Sejak pilpres AS, harga saham dua produsen senjata api yang dijual kepada publik, Sturm Ruger (RGR) dan American Outdoor Brand (AOBC) mengalami penurunan lebih dari 20 persen.

Pengecekan latar belakang yang dilakukan oleh Biro Investigasi Federal (FBI) untuk sebagian besar pembelian senjata, turun 20 persen pada Januari 2017 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Adapun pada bulan Desember 2016 penurunan mencapai 16 persen. Pengecekan latar belakang tidak secara persis melacak penjualan senjata api, namun bisa menjadi gambaran umum penjualan secara meluas di AS.

Sementara itu, penjualan amunisi juga merosot, yakni 20 persen pada kuartal IV 2016 dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Nah, apa sebenarnya penyebabnya menurunnya penjualan senjata api setelah Trump terpilih?

Robert Spitzer, profesor ilmu politik di State University of New York menuturkan, karena terpilihnya Trump, tidak ada insentif politik untuk membeli senjata api.

"Konsekuensinya, kita melihat adanya penurunan penjualan senjata api. Ke depan, penjualan senjata api akan datar," ujar Spitzer.

Selain itu, senjata api dapat bertahan selama bertahun-tahun atau bahkan bergenerasi-generasi. Sehingga, produsen dan penjual senjata api harua bergantung pada kolektor yang membeli lebih dari satu pucuk senjata api maupun peminat senjata api yang membeli untuk pertama kalinya.

"Lanskap industri senjata api telah berubah secara dramatis. Semua produsen senjata api telah memperkirakan bahwa Hillary menang. Hingga sampai saat itu, semua produsen senjata api akan terus memproduksi banyak senjata api," jelas Louis Frutoso, pemilik pabrik senjata api Standard Manufacturing.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Prudential Indonesia Rilis Produk Asuransi Kesehatan PRUWell, Simak Manfaatnya

Whats New
Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Kunjungi IKN, Luhut Optimistis Pembangunan Capai 80 Persen pada Agustus 2024

Whats New
Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Wamendes PDTT: Urgensi Transmigrasi dan Dukungan Anggaran Perlu Ditingkatkan

Whats New
IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

IDSurvey Tunjuk Suko Basuki sebagai Komisaris Independen

Whats New
Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Tingginya Inflasi Medis Tidak Hanya Terjadi di Indonesia

Whats New
Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Tutup Pabrik, Bata Akui Kesulitan Hadapi Perubahan Perilaku Belanja Konsumen

Whats New
Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Kecelakaan KA Pandalungan dan Mobil Sebabkan Perjalanan KA Terlambat, Penumpang Dapat Kompensasi

Whats New
Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Hari Apresiasi Seller Tokopedia, GNET Raih Posisi Pertama di Kategori Pertukangan

Rilis
Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Waskita Karya Bakal Jadi Anak Usaha Hutama Karya pada September 2024

Whats New
Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Menko Airlangga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I-2024 Tertinggi sejak 2015

Whats New
IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

IHSG dan Rupiah Ditutup Melemah

Whats New
Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Mobil Tertabrak KA Pandalungan, KAI Sampaikan Belasungkawa

Whats New
Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Pabrik Tutup, Bata Janji Beri Hak-hak Karyawan Sesuai Aturan

Whats New
Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Meski Ada Momen Ramadhan dan Pemilu, Konsumsi Rumah Tangga Dinilai Tidak Tumbuh Maksimal

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Era Suku Bunga Tinggi, Bank Mega Syariah Terapkan Jurus Angsuran Tetap untuk Pembiayaan Rumah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com