JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekenomian Darmin Nasution menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2016 masih di bawah harapan pemerintah. Pada 2016, pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,02 persen.
Menurut dia, faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi tidak sesuai harapan yakni, penerimaan negara. Seperti diketahui sebesar Rp 1.551,8 triliun atau cuma 86,9 persen dari target dalam APBN-P 2016.
"Sedikit di bawah, tetapi ya memang bagaimana pun kalau dilihat faktor apa yangg mendorong ke arah itu memang penerimaan kita waktu itu memang tidak begitu baik makanya dilakukan pemotongan anggaran," ujar Darmin saat ditemui di Kantor PP-INSW, Jakarta Senin (6/2/2017).
Selain itu, terang Darmin belanja pemerintah yang minim menjadi salah satu faktor pertumbuhan ekonomi di bawah harapan. Pada tahun 2016, konsumsi pemerintah anjlok hingga 4,05 persen.
"Tetapi kalau anda lihat, faktor apa yang negatif sebagai sumber dari pertumbuhan itu karena konsumsi pemerintah. Namun, paling tidak sasaran dari penurunannya itu boleh dikatakan masih oke sehingga pertumbuhan kita masih baik," tandasnya.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi RI selama tahun 2016 mencapai 5,02 persen, naik dari pertumbuhan ekonomi 2015 yang hanya 4.88 persen.
Namun demikian, pencapaian tersebut tidak sesuai dengan target pemerintah yang mematok angka 5,2 persen pada APBN-P 2016. Adapun Produk Domestik Bruto (PDB) mencapai Rp 12.406 triliun dan PDB per kapita Rp 47,9 juta.
"Sumber pertumbuhan masih sama," ujar Kepala BPS Suharyanto di Kantor BPS, Jakarta, Senin (6/2/2017).