Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Negara Berkembang terhadap Perekonomian Global Terus Meningkat

Kompas.com - 07/02/2017, 22:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pergeseran kekuatan ekonomi dunia dari negara-negara maju ke negara berkembang diprediksi akan terus terjadi hingga tahun 2050 mendatang. Hal ini merupakan hasil riset yang dilakukan perusahaan konsultan global Pricewaterhouse Cooper (PwC).

Dalam laporan riset yang diterima Kompas.com, Selasa (7/2/2017), PwC menyatakan negara-negara berkembang akan terus meningkatkan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi dunia dalam jangka panjang. Meskipun demikian, dalam beberapa waktu terakhir kinerja ekonomi negara-negara tersebut bervariasi.

Laporan tersebut didasarkan pada data kemungkinan pertumbuhan ekonomi 32 negara hingga tahun 2050. Negara-negara tersebut menyumbang 85 persen produk domestik bruto (PDB) dunia.

Laporan ini memperkirakan bahwa perekonomian dunia akan berlipat ganda besarnya pada tahun 2042, dengan tingkat pertumbuhan nyata rata-rata per tahun sekitar 2,5 persen antara tahun 2016 dan 2050.

Pertumbuhan ini akan didorong sebagian besar oleh pasar negara berkembang yang baru dan negara-negara tengah berkembang, dengan negara ekonomi E7 seperti Brazil, China, India, Indonesia, Meksiko, Rusia dan Turki.

Ketujuh negara tersebut mengalami pertumbuhan rata-rata per tahun sekitar 3,5 persen selama 34 tahun ke depan, dibandingkan hanya sekitar 1,6 persen untuk negara maju G7 seperti Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Inggris, dan AS.

"Indonesia berada di antara kelompok negara berkembang bersama Brasil, China, India, Meksiko, Rusia dan Turki. Negara berkembang akan terus menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi global," ujar Irhoan Tanudiredja, Senior Partner PwC Indonesia.

Pada tahun 2050, negara-negara E7 dapat meningkatkan kontribusi PDB mereka dari sekitar 35 persen menjadi hampir 50 persen.

Berdasarkan PDB berdasarkan PPP (purchasing power parity), China diproyeksikan akan menjadi negara terbesar di dunia, diikuti oleh India dan Indonesia menjadi negara terbesar keempat.

“Kita akan terus menyaksikan pergeseran kekuatan ekonomi dunia yang menjauh dari negara-negara ekonomi maju menuju negara dengan ekonomi berkembang di Asia dan di tempat-tempat lain di dunia. Peran E7 kemungkinan meliputi hampir 50 persen dari PDB dunia pada tahun 2050, sementara kontribusi G7 hanya mencapai sedikit di atas 20 persen," tutur John Hawksworth, Pemimpin Pakar Ekonomi PwC.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

PTMP Tebar Dividen Rp 4,2 Miliar, Perdana Sejak IPO

Whats New
Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com