Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekspor dan Belanja Pemerintah Menjadi Kunci Pendorong Ekonomi di 2017

Kompas.com - 08/02/2017, 18:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sesuai dengan perkiraan Bahana Securities, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2016 mencatatkan pertumbuhan 4,94 persen secara tahunan. Pertumbuhan ini ditopang oleh masih kuatnya konsumsi rumah tangga, investasi dan perbaikan ekspor saat konsumsi pemerintah berjalan lambat.

"Sektor eksternal seperti ekspor saat ini telah memberikan dorongan yang positif untuk perekonomian, hal ini masih akan terus berlanjut pada kuartal pertama tahun ini, ''kata Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian melalui rilis ke Kompas.com, Selasa (7/2/2017).

Data statistik memperlihatkan dari sisi pengeluaran selama kuartal IV 2016, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,99 persen, konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga tumbuh 6,22 persen, investasi tumbuh sebesar 4,8 persen, ekspor tumbuh sebesar 4,24 persen, sedangkan konsumsi pemerintah tercatat -4,05 persen.

Secara keseluruhan distribusi terbesar diberikan oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 56,5 persen, investasi memberikan distribusi sebesar 32,57 persen, sedangkan ekspor memberikan sumbangsih sebesar 19,08 persen seiring membaiknya harga komoditas pada kuartal IV 2016.

Kalau melihat lapangan usaha, pertumbuhan tertinggi terjadi di sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh 9,57 persen, transport dan pergudangan tumbuh sebesar 7,85 persen dan jasa lainnya tumbuh sebesar 7,69 persen.

"Dengan kondisi ini, kebijakan-kebijakan kedepan diharapkan bisa mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi dengan tetap memperhatikan resiko-resikop yang ada", kata Fakhrul.

''Di awal kuartal ini sudah ada tekanan dari harga-harga yang diatur oleh pemerintah, bila risiko ini tidak diimbangi dengan belanja pemerintah yang produktif, tidak mustahil pertumbuhan ekonomi pada kuartal satu tahun ini masih dibawah 5 persen,'' terang Fakhul

Dengan pencapaian pada kuartal IV 2016, pemerintah sukses mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,02 persen sepanjang 2016, lebih tinggi dibandingkan 2015 yang tumbuh sebesar 4,88 persen.

Sumbangsih terbesar masih diberikan oleh konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga yang tumbuh sebesar 6,62 persen, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 5,01, investasi tumbuh sebesar 4,48 persen.

Sementara itu, ekspor tercatat -1,74 persen karena peningkatan ekspor baru terjadi pada satu kuartal di periode Oktober-Desember, sehingga tidak mampu menutupi lemahnya ekspor pada kuartal I 2016 hingga kuartal III 2016.

Lambatnya belanja pemerintah selama 2016 karena pemerintah cenderung sangat berhati-hati membelanjakan anggaran, membuat konsumsi pemerintah tumbuh negatif 0,15 persen.

"Kedepannya, kami melihat ruang untuk kejutan dari belanja pemerintah juga cukup besar mengingat kenaikan harga komoditas juga akan meningkatkan prospek dari belanja pemerintah,'' ujar Fakhrul.

Kompas TV Rendahnya Belanja Pemerintah Bikin Ekonomi Lesu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com