Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kinerja Indeks Syariah Tahun Ini Bakal Moncer, Ini Alasannya

Kompas.com - 10/02/2017, 17:11 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sepanjang 2016, indeks saham-saham syariah yang terangkum dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) tumbuh signifikan mencapai 18,62 persen dibandingkan tahun 2015. ISSI ditutup di level 172,077 pada akhir 2016.

Pertumbuhan indeks syariah bahkan mengalahkan indeks saham-saham konvensional yang terangkum dalam indeks harga saham gabungan (IHSG), yang tumbuh 15,32 persen secara tahunan (year on year/yoy). Pada akhir 2016, IHSG ditutup di level 5.296,711.

Dengan berbagai peluang dan tantangan di tahun ini, apakah indeks syariah akan kembali tumbuh lebih tinggi dibandingkan IHSG?

Head of investment & research PT Majoris Asset Management Yekti Dewanti mengatakan, kalau dilihat perbedaan antara ISSI dan IHSG, maka pada indeks syariah tidak ada saham yang terkait pendapatan berbasis bunga, seperti perbankan konvensional.

Tahun lalu, pertumbuhan sektor perbankan menghadapi tantangan antara lain, tingginya biaya provisi, sehingga membuat laba bersih perbankan tahun lalu terbilang moderat. "Tahun ini seharusnya perbankan lebih bagus," kata Yekti, di Jakarta, Jumat (10/2/2017).

Sektor perbankan diperkirakan tumbuh lebih kuat tahun ini salah satunya karena kebijakan bank sentral yang telah memangkas suku bunga acuan tahun lalu. Dengan membaiknya sektor perbankan, kemungkinan IHSG bakal tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun lalu.

"Tetapi jangan salah. Walaupun tidak ada saham perbankan konvensional di ISSI, tetapi ada beberapa sektor yang potensial tahun ini," imbuh Yekti. Beberapa diantaranya, dia sebut seperti, sektor konsumer, telekomunikasi, konstruksi, pertambangan, serta properti.

Sektor yang berbasis konsumsi domestik seperti konsumer akan tetap tumbuh tahun ini, dan berdampak positif terhadap pendapatan emiten seperti UNVR.      

Demikian juga dengan sektor telekomunikasi. Berbagai usaha rintisan atau yang berbasis aplikasi seperti Grab Dan GoJek akan mendorong pertumbuhan paket data dan meningkatkan pendapatan emiten telco seperti TLKM.

Yekti juga menuturkan, banyaknya proyek infrastruktur yang digenjot pemerintahan tahun ini akan mendorong kinerja emiten karya. Harga komoditas yang membaik, meskipun tidak signifikan, juga akan berpengaruh terhadap sektor pertambangan. Emiten seperti UNTR, akan banyak diuntungkan dengan membaiknya harga komoditas.

Terakhir, perusahaan-perusahaan properti yang tahun lalu masih kurang agresif ditaksir akan menggenjot penjualan tahun ini. "Sektor-sektor itulah yang istilahnya masih memberikan potensi pertumbuhan cukup tinggi," kata Yekti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com