Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Gunakan "Big Data" MPD, BPS Makin Akurat

Kompas.com - 12/02/2017, 19:44 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar Ekonomi Universitas Indonesia, Rhenald Kasali menilai, metode sensus dengan Big Data Mobile Positioning Data (MPD) yang sudah diterapkan Badan Statistik Pariwisata (BPS) untuk menghitung jumlah wisatawan mancanegara di border area adalah ide yang cerdas.

Sehingga 19 kabupaten 46 kecamatan yang tidak ter-cover oleh TPI (Tepat Pemeriksaan Imigrasi) di wilayah terdepan RI itu bisa terrekam nyaris sempurna.

Guru Besar penggagas “Rumah Perubahan” ini juga mengatakan, apa yang dilakukan BPS di bulan Oktober November dan Desember 2016 itu adalah langkah pintar. Menurutnya, BPS semakin modern, semakin familiar dengan teknologi informasi, yang sudah semakin kuat mempengaruhi dunia.

"Ini sudah menjadi keharusan. Mengubah dari cara konvensional dengan menggunakan digital dan teknologi. Dengan Big Data, sudah terbantu oleh mesin, jauh lebih akurat, real time up date, serta efektif efisien," ujar Rhenald dalam keterangannya, Minggu (12/2/2017).

Karena itu, dirinya mengapresiasi BPS, yang memilih cara cerdas untuk memberi potret angka yang sesungguhnya. Data resmi BPS itu bukan hanya bermanfaat besar untuk internal Kementerian Pariwisata, yang harus cepat memperoleh informasi angka-angka untuk pengambilan keputusan, evaluasi kegiatan, dan mambuat analisa pasar.

Tetapi juga sangat penting bagi industri yang bergerak di sektor pariwisata, yang membutuhkan data dan fakta yang akurat dan real time.

"Jadi bukan hanya fungsi internal ke dalam saja. Tapi juga eksternal, keluar yang memiliki rantai ekonomi yang panjang. Jadi, sudah tepat apa yang dilakukan BPS itu," ungkap Rhenald.

Rhenald juga menambahkan, menghitung Wisman dengan teknologi seluler sejak Oktober, November, Desember 2016 itu patut diapresiasi. Apalagi wisman itu sudah digital lifestyle, ke mana saja tidak akan lepas dari handphonenya.

Sampai ada kelakar, kebutuhan pokok manusia sekarang berbeda dengan era terdahulu. Sandang, Papan, Perumahan, plus wifi dan powerbank atau colokan listrik untuk charging HP.

"Objeknya sudah jelas, HP minded. Sudah tidak masuk akal ada orang hidup tanpa HP," katanya.

Wisman itu saat ini moodnya adalah digital. Alamnya adalah dunia modern, dia semua terdeteksi melalui digital dengan sangat spesifik, bukan hanya kehadirannya saja ke Indonesia. 

Tetapi, juga tercatat kunjungannya ke mana, berapa lama di Indonesia, berapa jauh dia berkunjung, jadi sudah sangat benar sekali apa yang dilakukan BPS apalagi kaitannya dengan penghitungan.

"Sangat tepat dan brilian," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com