JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk melaporkan, penyaluran kredit sepanjang tahun 2016 mencapai Rp 164,44 triliun. Angka tersebut tumbuh 18,34 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan Rp 138,95 triliun pada tahun 2015.
Direktur Utama BTN Maryono menuturkan, kinerja penyaluran kredit perseroan pada tahun 2016 tersebut berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Pasalnya, penyaluran kredit perbankan per Desember 2016 hanya tumbuh 7,8 persen (yoy).
"Kredit di sektor perumahan menjadi penyokong utama kenaikan pinjaman di BTN," tutur Maryono dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (13/2/2017). Kredit perumahan mencakup 89,97 persen porsi pinjaman di BTN dengan outstanding naik 18,43 persen (yoy) dari Rp 124,92 triliun pada akhir 2015 menjadi Rp 147,94 triliun di periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan terbesar di segmen ini berasal dari kredit pemilikan rumah (KPR) subsidi yang naik 30,57 persen (yoy) dari Rp 43,52 triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 56,83 triliun di Desember 2016.
Sementara itu, rasio kredit bermasalah (non-performing loan /NPL) gross BTN per Desember 2016 berhasil ditekan dari 3,42 persen menjadi 2,84 persen. NPL net pun turun dari 2,11 persen pada Desember 2015 menjadi 1,85 persen di bulan yang sama di tahun berikutnya.
Maryono menyebut, BTN masih akan tetap mengandalkan KPR sebagai fokus utama bisnis perseroan. Peningkatan KPR juga dilakukan sejalan dengan komitmen BTN mendukung Program Sejuta Rumah yang diinisiasi Presiden Joko Widodo.
Pada tahun ini, BTN menargetkan penyaluran pinjaman akan naik sebesar 21 hingga 23 persen. Sejalan dengan target tersebut, BTN membidik pertumbuhan laba bersih sekitar 20 persen.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.