Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan "Ningrat" Ditantang Turunkan "Dwell Time" Hingga 2,5 Hari

Kompas.com - 21/02/2017, 17:06 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengajak perusahaan-perusahaan pemegang sertifikat Authorized Economic Operator (AEO) untuk berkontribusi lebih besar dalam menekan waktu inap barang di pelabuhan (dwell time).

"Pada 2015, dwell time lebih dari 5 hari. Saat ini ditekan jadi 3-4 hari. Kami ingin (dwell time) 2,5 hari, bisa enggak?," ujar Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo saat memberikan sambutan dalam acara simposium di Kantor Bea Cukai, Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Acara simposium itu dihadiri oleh perwakilan perusahaan pemegang sertifikat AEO. Total pemegang sertifikat AEO mencapai 44 perusahaan. Melalui sertifikat AEO, perusahaan mendapatkan layanan super prioritas dari Bea Cukai terkait ekspor impor.

Pemeriksan dokumen dan fisik bahkan tidak dilakukan bagi barang impor atau ekspor perusahaan tersebut. Berkat layanan itu, perusahaan tersebut kerap disebut memiliki status ningrat.

Saat ini tutur Mardiasmo, pemegang sertifikat AEO dan Mitra Utama (Mita) kepabeanan berjumlah 310 perusahan. Mereka mampu berkontribusi hingga 30 persen menurunkan dwell time.

Dari sisi Importasi, perusahaan AEO dan Mita juga berkontribusi 26,84 persen atau sekitar 265.000 kontainer sepanjang 2016.

Kontribusi mereka terhadap total penerimaan negara berupa bea masuk dan pajak dalam rangka impor pada 2016 mencapai 29,3 persen.

Direktur Jenderal Bea Cukai Heru Pambudi menuturkan, pihaknya akan terus mendorong perusahaan lain untuk mendapatkan sertifikat AEO. Meski begitu ia mengatakan, pemberian sertifikat itu tidak akan diobral.

Setidaknya ada 13 syarat yang harus dipenuhi perusahaan untuk mendapatkan status "ningrat" tersebut. Di antaranya kepatuhan dalam hal bea cukai, persyaratan pasokan rantai logistik, keamanan data keuangan, keamanan IT, standar pendidikan terkait rantai pasokan, dan standar penanganan kebakaran atau kecelakaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com