Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Chairul Tanjung: Dunia dalam Fase Ketidakpastian yang Terus Berubah

Kompas.com - 21/02/2017, 18:22 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Pengusaha sekaligus pimpinan CT Corp Chairul Tanjung menyatakan, akhir-akhir ini dunia berada dalam fase ketidakpastian yang terus berubah. Hal ini menjadi tantangan sekaligus kesempatan bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

CT, panggilan akrab Chairul, menjelaskan bahwa pada tahun 2016 lalu dunia dikhawatirkan mengenai apakah China dapat menyelesaikan berbagai masalah yang membebani perekonomiannya.

Masyarakat dunia mengkhawatirkan proses perekonomian China tidak berjalan mulus alias mengalami hard landing.

“Akan tetapi, sekarang masyarakat takut terhadap ketidakpastian yang ditimbulkan oleh pemerintahan baru AS,” jelas CT dalam sambutannya pada acara Bank Mega Intellectual Series: The Prospect for Global Financial Stability di Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Menurut CT, perubahan yang terjadi adalah AS berubah dari negara yang liberal dan terbuka menjadi negara yang menerapkan proteksionisme dan membatasi imigrasi.

Selain kedua kebijakan tersebut, pemerintahan baru AS yang dipimpin oleh Presiden Donald Trump juga menyatakan bakal menerapkan relaksasi aturan perbankan.

CT menyatakan, dalam jangka panjang hal ini dikhawatirkan bakal memberikan pengaruh yang tidak baik untuk AS sendiri maupun untuk dunia. Kondisi ini ternyata dimanfaatkan oleh China.

“Tadinya China dikhawatirkan akan hard landing, tapi sekarang di bawah pemerintahan yang baik China menjadi negara yang lebih terbuka. Di Davos, Presiden Xi Jinping menyatakan China akan mengubah polanya,” tutur CT.

China, dengan berbagai langkah globalisasi yang dilakukan, perlahan berubah dari negara yang konservatif menjadi liberal. China pun semakin agresif untuk menancapkan pengaruhnya di negara-negara Asia Tenggara.

Intinya, kata CT, saat ini dunia mulai dalam keadaan yang terbolak-balik. Namun demikian, kondisi yang terjadi di AS maupun China sebenarnya bisa menjadi kesempatan bagi banyak negara, termasuk Indonesia.

Sebagai seorang pengusaha, kata CT, dirinya optimistis dengan prospek perekonomian ke depan di tengah berbagai perubahan yang terjadi. Indonesia menurut dia dapat memetic manfaat dari kondisi ketidakpastian ini.

Kompas TV Lembaga Rating Moody's Investors Service memperbaiki outlook rating kredit Indonesia dari stabil menjadi positif. Perbaikan rating ini dipicu menurunnya dampak kerentanan ekonomi dunia pada perekonomian Indonesia. Moody's menilai kebijakan yang diambil berbagai otoritas di Indonesia cukup efektif dalam meredam dampak gejolak ekonomi dunia. Moodys menambahkan, reformasi kebijakan subsidi BBM dan penguatan manufaktur pengganti impor juga turut memperkuat posisi ekonomi domestik Indonesia. Bila hal ini berlanjut, Moodyâ??s membuka kemungkinan perbaikan rating lebih lanjut.

 

“Perbaikan di China bisa menguntungkan dan bagaimana efek dua negara yang besar pengaruhnya kepada dunia terhadap Indonesia dan ASEAN. Terlihat kita akan dapat banyak manfaat dari ekspansi China dan naiknya harga-harga komoditas,” tutur CT.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

Whats New
Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3, S1, dan S2

Work Smart
Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

Whats New
Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

Whats New
Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

Whats New
Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com