Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dorong Ekspor, Pemerintah Perbanyak Perjanjian Bilateral

Kompas.com - 23/02/2017, 05:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto mengatakan, saat ini pemerintah tengah meningkatkan kinerja ekspor industri nasional melalui perjanjian bilateral.

Menurut Airlangga, salah satunya dilakukan melalui perjanjian kerja sama bilateral adalah Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA).

“Kami berharap investasi di sektor industri dapat bertambah, kami telah bahas kerja sama dengan Amerika, Perancis, Tiongkok dan Jepang,” tuturnya melalui keterangan resmi, Rabu (22/2/2017).

Dia mengungkapkan, pada tahun 2016, ekspor produk industri non-migas mencapai 109,76 miliar dollar AS atau naik sebesar 1,07 persen jika dibandingkan periode tahun 2015 sebesar 108,60 miliar dollar AS.

“Ekspor produk industri ini memberikan kontribusi sebesar 76 persen dari total ekspor nasional tahun 2016 yang sebesar 144,43 miliar dollar AS,” ujar Airlangga.

Sedangkan, nilai impor produk industri non-migas tahun 2016 sebesar 108,26 miliar dollar AS atau turun sebesar 1,14 persen, jika dibandingkan periode tahun 2015 sebesar 109,51 miliar dollar AS. Jadi, neraca perdagangan Indonesia masih surplus sebesar 1,50 miliar dollar AS.

Di tingkat ASEAN, Menperin mengungkapkan, beberapa produk industri nasional yang telah unggul, antara lain produk pupuk urea, kaca lembaran, keramik, bubur kertas (pulp) dan kertas, tekstil dan serat sintetis.

Selain itu, kakao Indonesia yang mampu menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara. Sementara, produk ban, otomotif, olekimia, dan baja atau logam menempati peringkat kedua di Asia Tenggara.

Berdasarkan data Kemenperin, pertumbuhan cabang industri non-migas yang tertinggi pada tahun 2016 dicapai oleh industri makanan dan minuman sebesar 8,46 persen. Selanjutnya, diikuti industri kulit, barang dari kulit dan alas kaki sebesar 8,15 persen, industri kimia, farmasi dan obat tradisional sebesar 5,48 persen, industri barang galian bukan logam sebesar 5,46 persen, serta industri mesin dan perlengkapan sebesar 5,05 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com