Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset LPEM UI: Program Keuangan Inklusi Belum Tepat Sasaran

Kompas.com - 28/02/2017, 17:57 WIB
Estu Suryowati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah sejak beberapa tahun terakhir telah menggulirkan sejumlah program keuangan inklusi, seperti Layanan Keuangan Digital (LKD) dan Laku Pandai.

Program-program tersebut diharapkan mampu meningkatkan indeks inklusi keuangan yang pada akhir 2014 berada di kisaran 36 persen. Namun sayangnya, inklusivitas baik dari LKD maupun Laku Pandai masih rendah, dan belum menyentuh pelosok.

Penelitian yang dilakukan oleh LPEM UI di empat kabupaten/kota pada Desember 2016-Januari 2017 menunjukkan temuan-temuan menarik terkait rendahnya inklusivitas kedua program. Salah satu temuannya yaitu, sebagian besar pengguna adalah nasabah bank.

Peneliti senior dari Universitas Indonesia Chaikal Nuryakin mengatakan, lebih dari 90 persen pengguna LKD dan Laku Pandai telah memiliki rekening bank.

"Padahal awalnya program keuangan inklusi ini ditujukan untuk menjaring masyarakat yang belum tersentuh akses keuangan formal," kata Chaikal di Jakarta, Selasa (28/2/2017). Temuan tersebut berkaitan erat dengan lokasi atau keberadaan agen dari LKD dan Laku Pandai itu sendiri.

Penelitian LPEM UI menunjukkan banyak agen masih berlokasi dekat dengan bank atau ATM. Lokasi agen rata-rata berjarak 2,31 kilometer (km) atau sekitar 17 menit dari bank terdekat. Sementara itu, jarak rata-rata pengguna layanan ke ATM terdekat sekitar 2,28 km.

Akan tetapi, jarak antara bank ke agen lebih dekat dibandingkan agen ke pengguna layanan. "Sehingga kalau banknya antre, mereka pengguna layanan memilih pakai agen saja. Makanya kami bilang, program ini lebih pada additional services dari bank," imbuh Chaikal.

Lantas sebagai additional services dari bank, layanan apa saja yang paling sering digunakan pengguna? Hasil penelitian LPEM UI menunjukkan sebanyak 83 persen agen LKD menyatakan, transaksi pembayaran merupakan transaksi yang paling sering dilayani. Sedangkan agen Laku Pandai menyebutkan, menabung dan transfer adalah transaksi yang paling sering dilayani.

"Sebanyak tujuh persen agen LKD dan 20 persen dari agen Laku Pandai menyatakan, transaksi pembukaan rekening juga termasuk transaksi yang paling banyak dilayani," kata Chaikal.

Penelitian yang dilakukan LPEMUI ini mengangkat judul "Layanan Keuangan Digital dan Laku Pandai: Inklusivitas, Kendala, dan Potensi", yang dilakukan di dua kota/kabupaten Nangroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Di NAD penelitian dilakukan di Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Sedangkan di NTB, penelitian dilakukan di Lombok Timur dan Lombok Barat. Penelitian ini dilakukan dengan mewawancarai 246 pemilik usaha dan 444 pengguna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Perputaran Uang Judi Online di RI sampai Rp 327 Triliun Setahun

Whats New
Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Bapanas Pastikan Konflik Israel-Iran Tak Pengaruhi Masuknya Komoditas Pangan yang Rutin Diimpor

Whats New
Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Pasca Akuisisi BPR, KoinWorks Fokus Inovasi dan Efisiensi Tahun Ini

Whats New
Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Lion Air Bantah 2 Pegawai yang Ditangkap Menyelundupkan Narkoba Merupakan Pegawainya

Whats New
Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Indofarma Akui Belum Bayar Gaji Karyawan Periode Maret 2024, Mengapa?

Whats New
Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Pesetujuan KPR BSI Kini Hanya Butuh Waktu Satu Hari

Spend Smart
Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Bank Sentral Inggris Diprediksi Pangkas Suku Bunga pada Mei 2024

Whats New
Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Cara Membuat Kartu ATM BCA Berfitur Contactless

Work Smart
Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Pertanyaan Umum tapi Menjebak dalam Wawancara Kerja, Apa Itu dan Bagaimana Cara Jawabnya?

Work Smart
Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Menko Airlangga soal Kondisi Geopolitik Global: Belum Ada Apa-apa, Kita Tenang Saja...

Whats New
Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Perdana adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com