Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertamina Jaring 95 Calon Mitra Proyek GRR Bontang

Kompas.com - 01/03/2017, 08:37 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina (Persero) telah menggelar project expose Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Dalam project expose itu, diikuti 95 perusahaan dengan 12 perusahaan di antaranya merupakan perusahaan migas besar.

Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, Rachmad Hardadi mengatakan, 95 perusahaan yang mengikuti project expose berasal dari seluruh dunia, baik Amerika Serikat, Eropa, Asia Timur, Timur Tengah dan juga Indonesia sendiri yang berpartisipasi pada project expose ini.

"Kami memang membuka kesempatan seluas-luasnya kepada perusahaan yang memiliki kompetensi, kapabilitas untuk dapat berpartisipasi dalam proyek GRR Bontang. Yang pasti, kami menginginkan untuk dapat bermitra dengan perusahaan yang punya komitmen tinggi menuntaskan proyek pada 2023," kata Hardadi dalam keterangannya, Rabu (1/3/2017).

Menurutnya, terdapat empat karakteristik utama calon mitra yang dikehendaki Pertamina. Yang pertama, yaitu memiliki rekam jejak yang kuat pada industri pengolahan minyak utamanya keandalan operasional dan eksekusi proyek.

Kemudian, dapat menyesuaikan dengan struktur dan model bisnis yang dikehendaki Pertamina, memiliki keinginan kuat untuk percepatan proyek dan menyelesaikannya pada 2023, dan memberikan nilai menarik bagi proyek GRR Bontang.

Perusahaan calon mitra diminta untuk menyampaikan respons terhadap Request for Information pada 2 April 2017.

Rachmad Hardadi mengatakan, Pertamina menargetkan untuk memperoleh mitra strategis tersebut pada 28 April 2017.
 
Segera setelah terpilih, Pertamina bersama mitra strategis akan memulai proses Bankable Feasibility Study (BFS) yang ditargetkan selesai pada awal 2018 sekaligus menuntaskan pembentukan konsorsium dan akan ditetapkan Preliminary Investment Decision 1 yang menggambarkan perkiraan awal investasi proyek GRR Bontang.
 
GRR Bontang ditargetkan mampu mengolah minyak mentah sekitar 300.000 barel per hari dengan kapasitas produk gasoline minimal 60.000 barel per hari dan diesel minimal 124 ribu barel per hari.

Hasil produksi memiliki spesifikasi minimal Euro IV dengan mengutamakan pasar dalam negeri.

Pada tahap awal, Pertamina akan masuk dengan minimal kepemilikan sekitar 5 persen hingga 25 persen dan selanjutnya mempunyai hak atau pilihan untuk meningkatkan kepemilikan dalam periode yang akan disepakati kemudian.

Perkiraan awal nilai investasi sekitar 10 miliar dollar Amerika Serikat (AS) hingga 12 miliar dollar AS dengan mempertimbangkan proyek GRR Bontang tidak dimulai dari titik nol karena beberapa infrastruktur pendukung dan juga lahan telah tersedia.
 
Mitra strategis diharapkan berperan dalam pengadaan crude dan menyiapkan pendanaan. Mitra juga memiliki kemampuan dalam memasarkan produk yang tidak terserap di pasar dalam negeri ke pasar luar negeri, seperti Australia, Papua Nugini, Selandia Baru dan Filipina.
 
Sebagai BUMN, Pertamina berharap agar kemitraan yang nantinya terbentuk, dalam pengambilan keputusan tetap memperhatikan aspek GCG yang kuat. Selain itu juga mengedepankan Indonesia content, melibatkan perusahaan-perusahaan penunjang di dalam negeri, serta penyerap lapangan kerja langsung hingga 35.000 orang, sambil tetap menjaga kelangsungan usaha.

"Untuk jet fuel dan gasoline 100 persen akan diserap Pertamina, sedangkan untuk diesel kami dapat pasarkan produk tersebut untuk tujuan ekspor yang potensial," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com