Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Ketimpangan, Sri Mulyani Sebut Kelompok Miskin Lambat Jadi Kaya

Kompas.com - 02/03/2017, 12:39 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mengakui masih memiliki banyak pekerjaan rumah di bidang ekonomi. Salah satu yang diwaspadai adalah tingkat ketimpangan ekonomi atau rasio gini yang terus melebar.

Namun, perempuan yang kerap disapa Ani itu memberikan satu penekanan terkait pelebaran ketimpangan ekonomi tersebut.

"Kalau saya sebut rasio gini (melebar), bukan berarti yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin," ujar Ani saat membuka sosialisasi Transfer Daerah dan Dana Desa di Jakarta, Kamis (2/3/2017).

Menurutnya, semua masyarakat Indonesia semakin kaya. Hanya saja, kecepatan dari akumulasi kekayaan kelompok masyakat kaya dan miskin memiliki perbedaan.

Kelompok miskin, tutur dia, lebih lambat untuk menjadi kaya. Sementara bagi kelompok yang sudah kaya justru lebih cepat bertambah kaya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan, pemerintah harus bekerja keras mempersempit tingkat ketimpangan. Caranya dengan mengoptimalkan penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) oleh pemerintah pusat maupun daerah.

"Pesan dari sini, kita perlu gunakan instrumen dan desain pembangunan agar kesenjangan ini tidak semakin lebar," kata Ani.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang oleh rasio gini mencapai 0,394 pada September 2016 atau turun 0,008 poin dari data September 2015.

Sementara itu, Oxfam Indonesia dan International NGO Forum on Indonesia Development (lNFlD) dalam laporannya yang berjudul "Menuju Indonesia yang Lebih Setara" mencatat bahwa peringkat ketimpangan ekonomi Indonesia berada di posisi enam terburuk di dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com