Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jatim Sumbang 52 Persen Kebutuhan Susu Nasional

Kompas.com - 03/03/2017, 12:57 WIB
Andi Hartik

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf menyatakan, susu di Jawa Timur merupakan susu dengan kualitas terbaik nasional.

Pernyataan itu disampaikannya saat membuka Rapat Anggota Tahunan (RAT) Koperasi SAE (Sinau Andhandani Ekonomi) di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang, Kamis (2/3/2017). 

"Kualitas susu di Jatim berdasarkan angka kuman atau Total Plate Count (TPC), termasuk terbaik nasional," katanya melalui siaran pers yang diterima Kompas.com.

Pria yang biasa disapa Gus Ipul itu menyebutkan, 85 persen produksi susu di Jawa Timur berada pada Grade I, yakni angka kuman dalam susu tersebut dibawah 1 juta per mililiter.

Oleh karenanya, ia meminta kepada peternak sapi perah untuk terus meningkatkan produksi susunya. Dengan demikian, Jawa Timur yang memiliki kualitas susu terbaik bisa memenuhi kebutuhan susu nasional.

Dijelaskannya, produksi susu di Jawa Timur pada tahun 2016 mecapai 481.399 ton. Angka itu naik dari tahun sebelumnya yang mencapai 472.212 ton.

Dengan produksi sebanyak itu, Jawa Timur menyumbang sebanyak 52 persen dari total kebutuhan susu nasional. Yaitu sebanyak 1.200 ton per hari.

"Selain kualitas terbaik di tingkat nasional, susu perah Jatim juga mampu berkontribusi terhadap nasional sebesar 52 persen," jelasnya.

Sementara itu, jumlah sapi perah di Jawa Timur pada tahun 2016 sebanyak 265.152 ekor. Terdiri dari peternak rakyat sebanyak 95 persen dan peternak untuk perusahaan sebanyak lima persen.

Rata - rata, setiap peternak memiliki dua hingga empat ekor sapi. Sedangkan jumlah Koperasi Unit Desa (KUD) yang bergerak di bidang persusuan sebanyak 65 unit.

Masalah

Namun demikian, ada persoalan yang masih dialami oleh banyak peternak sapi perah. Diantaranya adalah tentang pakan ternak dan pembibitan.

Untuk mengatasi masalah itu, Gus Ipul mengatakan harus ada pelatihan terhadap setiap peternak untuk meningkatkan kualitas pakan.

Selain itu, harus ada pengendalian pemotongan sapi betina produktif untuk menjaga keberlangsungan sapi perah.

"Serta pengendalian penyakit hewan strategis (brucellosis atau kluron) dan pengembangan wilayah sumber bibit ternak dengan pengembangan integrasi sapi tanaman," jelasnya.

Kompas TV Jogja Mendadak Jadi Hobi “Nyusu”

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com