Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Secuil Kisah Perjalanan Bisnis Mitra Binaan RAPP

Kompas.com - 08/03/2017, 20:00 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

PELALAWAN, KOMPAS.com - Apakah Anda mengetahui kertas atau tisu yang sering Anda gunakan untuk kebutuhan sehari-hari berasal dari mana? Rupanya, sebagian besar pasar kertas dan tisu yang ada di Indonesia berasal dari PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

RAPP merupakan sebuah perusahaan atau industri yang bergerak di bidang produk pulp atau bubur kertas dan paper atau kertas yang merupakan suatu perusahaan pulp terbesar di Asia Pasifik.

Perusahaan yang berdiri pada awal 1992 di Desa Pangkalan Kerinci ini tergabung di dalam sebuah anak perusahaan dari APRIL Group (The Asia Pacific Resources International Holding's Ltd.) milik konglomerat Sukanto Tanoto.

APRIL memiliki kantor pusat yang berada di Asia yaitu Singapura, dimana APRIL ini memiliki wilayah produksi utama dan terbesar yang beroperasi di wilayah Indonesia dan China.

APRIL sepenuhnya berintegrasi dan beroperasi yang dimulai dari penanaman (plantations), kehutanan (forestry), penelitian dan pengembangan (research and development) untuk pabrik pulp and paper.

Di Indonesia, APRIL berada ditengah pulau Sumatera dimana kondisi disini sangat baik dan ideal untuk pertumbuhan pohon Akasia yang merupakan sebagai penyediaan bahan mentah untuk produksi pulp.

Produksi perusahaan RAPP ini berupa pulp dengan lembaran kering yang berkualitas tinggi, sebab proses produksinya dilakukan secara kimia dan ditunjang dengan mesin-mesin yang berteknologi tinggi dan terbaru, seperti extended superbatch cooking, oxygen delignification dan elemental chlorine free.

Produksi pulp and paper dari perusahaan RAPP di ekspor ke negara China, Singapura, Australia, Korea Selatan, dan berbagai negara belahan Eropa seperti Rusia, Turki, dan juga negara kawasan Amerika seperti AS, Meksico, dan Brasil.

Itu semua tidak terlepas dari kontribusi mitra binaan yang dikelola langsung oleh RAPP, sehingga RAPP bisa menjadi besar seperti saat ini karena produk-produk yang dihasilkan RAPP ada yang didapatkan juga dari mitra binaan.

Kulit Kelapa

Sulaiman salah satu contohnya. Dia memasok cangkang atau kulit kelapa yang telah diolah menjadi serbuk untuk media penanaman bibit pohon akasia yang menjadi bahan baku utama RAPP dalam memproduksi kertas.

Melalui perusahaannya bernama PT Rifky Pratama Sanjaya, ayah tiga anak ini mengaku perekonomian keluarganya menjadi meningkat drastis sejak bergabung menjadi mitra binaan RAPP.

KOMPAS.com/IWAN SUPRIYATNA Sulaiman, salah satu pemasok serbuk cangkang kelapa untuk media tanam PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP).

Bagaimana tidak, Sulaiman yang sebelumnya menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Pekerjaan Umum daerah Riau dengan pendapatan yang tidak seberapa kini telah beralih dan memiliki bisnis dengan keuntungan bersih mencapai Rp 30 juta per bulan.

Menurut Sulaiman, jika perusahaannya berhenti memasok serbuk kelapa, maka akan sangat berpengaruh ke produksi tanam RAPP.

"Kunci keberhasilan RAPP dari serbuk kelapa ini sebagai media tanam, kalau pasokan serbuk kelapa ini lancar, maka produksi RAPP juga lancar. Bagaimana RAPP mau menanam jika media tanamnya tidak terpenuhi," terangnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com