Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kondisi Jalan Raya Jadi Kendala Pengiriman Uang di Kaltim dan Kaltara

Kompas.com - 09/03/2017, 14:30 WIB
Dani Julius Zebua

Penulis

BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) dan Kepolisian Daerah (Polda) Kalimantan Timur (Kaltim) menilai kendala terbesar dalam proses pengiriman uang dari Balikpapan ke berbagai daerah adalah infrastruktur jalan raya yang kurang mulus.

Hambatan ini memang tidak seberapa, namun berpotensi menimbulkan keterlambatan pengiriman uang. Meski begitu, BI maupun Kepolisian belum menemui kendala yang memberikan dampak serius.

"Geografi merupakan kendala utama kita, terutama jalan dan jembatan. Tetapi kendala seperti ini masih dalam batas wajar. Namun, bagaimana kita mengatasi medan saat banjir," kata Kapolda Kaltim, Inspektur Jenderal Safaruddin di Kantor BI Balikpapan, Rabu (8/3/2017).

Safaruddin bertemu para pemimpin BI untuk menyepakati peningkatan kerja sama antara kedua lembaga daerah ini.

Para pemimpin perwakilan BI Kaltim yang hadir di situ Kepala Perwakilan BI Kaltim, Muhamad Nur, Kepala Departemen Regional III BI Pusat, Mirmansyah, dan Suharman Tabrani, Kepala BI Balikpapan.

Dalam kesempatan sama, Muhamad Nur mengungkap salah satu contoh hambatan yang dialami terkait infrastruktur saat pengiriman uang dari Berau menuju Tanjung Selor di Kabupaten Bulungan, pada tahun lalu.

Saat itu, jalur trans Kaltim-Kaltara antara Berau dan Tanjung Selor memang sering putus akibat longsor. Padahal jalan itu menjadi jalur distribusi logistik antardaerah.

Longsor terparah terjadi di pertengahan Desember 2016 lalu. Saat itu, kemacetan terjadi berminggu-minggu. Pengiriman uang menuju Tanjung Selor terhambat, lantas kembali lagi ke Berau.

"Pengiriman menunggu perbaikan jalan itu kembali baik," kata M Nur.

Sekadar informasi, BI dengan pegawalan polisi melaksanakan 30 kali pengiriman uang ke berbagai daerah selama 2016 lalu. Balikpapan juga menjadi pintu pengiriman uang menuju Palu di Sulawesi Selatan.

Pengawalan juga berlangsung pada 429 kali kas keliling untuk penukaran uang di masyarakat. Polisi juga mengawal 57 pengiriman kas titipan untuk daerah pelosok.

"Kami bekerja sama dengan bank yang jangkauannya luas seperti BPD maupun BRI," kata Kepala Departemen Regional III BI Pusat, Mirmansyah.

Safaruddin memastikan pihaknya menyertakan pengawal yang terlatih mengawal uang. Selain polisi, pengawalan juga melibatkan personel pengaman internal untuk mengawal uang dan kas keliling ini.

Kombinasi keduanya tergantung jarak tempuh. Mereka semua terlatih dengan standar dan prosedur ketat.

"Pernah sekali mobil pengiriman pecah ban. Mereka tahu harus parkir di mana, pengamanan seperti apa. Prosedur sangat ketat," kata Suharman.

Kini, kedua lembaga ini menguatkan kerjasama lewat MoU yang berlangsung di kantor BI Balikpapan. Pasalnya, distribusi uang diyakini bakal meningkat di hari depan, baik sebaran maupun jumlah uang yang di bawa.

"Karena di 2017 akan bertambah upaya percepatan peredaran dan pengadaan uang di masyarakat. Karenanya kami perlu meluaskan intensitas dan frekuensi kerja sama," kata M Nur.

(Baca: "Money Changer" Ilegal di Nunukan Segera Ditertibkan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com