JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) dalam Survei Penjualan Eceran (SPE) Januari 2017 mengindikasikan bahwa secara tahunan penjualan eceran tumbuh melambat. Ini tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Januari 2017 yang tumbuh 6,3 persen secara tahunan (yoy).
Angka tersebut lebih rendah dibandingkan 10,5 persen (yoy) pada Desember 2016. Perlambatan penjualan eceran terjadi baik pada kelompok makanan maupun non-makanan.
"Secara regional, perlambatan penjualan eceran terutama terjadi di kota Surabaya dan Manado," kata bank sentral dalam pernyataan resmi, Kamis (9/3/2017).
Pada Februari 2017, penjualan eceran diperkirakan tumbuh stabil yang terindikasi dari IPR yang tetap tumbuh 6,3 persen (yoy).
Kondisi tersebut ditopang oleh meningkatnya penjualan kelompok makanan yang tumbuh 7,4 persen (yoy), lebih tinggi dari 7,3 persem (yoy) di bulan Januari 2017.
Di sisi lain, penjualan kelompok komoditas non makanan diperkirakan tumbuh melambat yakni menjadi 4,7 persen (yoy). Ini lebih rendah dibandingkan 5 persen (yoy) pada Januari 2017.
Survei juga mengindikasikan bahwa tekanan kenaikan harga pada tiga bulan mendatang, yakni April 2017 di tingkat pedagang eceran diperkirakan meningkat.
Indikasi tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) tiga bulan yang akan datang sebesar 134,1 lebih tinggi dari 129,5 pada bulan sebelumnya.
"Peningkatan tekanan kenaikan harga juga diperkirakan terjadi pada Juli 2017 dengan nilai IEH 6 bulan mendatang sebesar 132,3, lebih tinggi dari 131,7 pada bulan sebelumnya," jelas BI.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.