Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rasio Kredit Bermasalah BCA Naik, Ini Sebabnya

Kompas.com - 13/03/2017, 19:32 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perlambatan ekonomi pada tahun 2016 berdampak kepada peningkatan rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) industri perbankan nasional.

PT Bank Central Asia Tbk pun mencatat kenaikan NPL pada tahun 2016. BCA melaporkan, NPL gross pada tahun 2016 tercatat sebesar 1,3 persen. Angka ini lebih tinggi dibandingkan NPL BCA pada tahun 2015 yang tercatat sebesar 0,7 persen.

"Rasio tersebut berada di bawah rata-rata industri perbankan yang berada pada level 2,9 persen," ungkap Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (13/3/2017).

Pada kesempatan yang sama, Direktur BCA Rudy Susanto menjelaskan, kenaikan rasio NPL disumbang oleh segmen kredit komersial dan UKM. Ini terkait dengan sektor jasa angkutan laut domestik di bidang batu bara.

"NPL segmen korporasi naik dari 0,3 persen ke 0,8 persen. NPL segmen komersial dan UKM naik dari 1,1 persen menjadi 2,1 persen, serta NPL segmen konsumer naik dari 0,7 persen ke 0,8 persen," jelas Rudy.

Untuk memitigasi risiko akibat peningkatan NPL, BCA telah membentuk beban pencadangan kredit bermasalah sebesar Rp 4,5 triliun. Dengan demikian, posisi cadangan kredit tercatat sebesar Rp 12,5 triliun, naik 38,5 persen dibandingkan pada tahun 2015.

Adapun rasio cadangan terhadap kredit bermasalah tercatat sebesar 229,4 persen. Sementara itu, secara keseluruhan rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) BCA  mencapai 21,9 persen pada tahun 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com