Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panen Raya, Bulog Targetkan Mampu Serap Gabah 35.000 Ton Per Hari

Kompas.com - 13/03/2017, 21:30 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan, saat ini dengan adanya sinergi program serapan gabah (sergab) dengan Kementerian Pertanian, pihaknya telah mampu menyerap 14.000 ton gabah per hari. Kedepan ditargetkan mencapai 35.000 ton per hari.

"Kemarin di luar Sabtu dan Minggu atau hari kerja serapan sudah 14.000 ton per hari, awal bulan kemarin hanya 2.000 hingga 3.000 ton per hari," ujar Djarot saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (13/3/2017).

Menurutnya, angka serapan gabah 14.000 ribu ton per hari akan semakin meningkat, sebab beberapa daerah sentra padi tengah mengalami panen raya.

"Rata-rata per hari 14.000 ton dan ini pasti akan naik terus karena panen (padi) akan terus merata, harapan Pak Mentan perhari bisa 20.000 ton per hari, kalau saya dengan hitung-hitungan kondisi tidak berubah mungkin bisa 25.000 hingga 35.000 ton per hari," jelasnya.

Djarot memastikan, serapan gabah sebesar 25.000 ton hingga 35.000 ribu ton per hari sudah dapat terealisasi karena seiring dengan digulirkannya program serap gabah dan panen raya padi.

"Saya kira bulan depan sudah bisa 35.000 ton per hari, bulan ini target saya di akhir bulan mungkin sekitar bisa 20.000 ton per hari," ujarnya.

Sebelumnya, persoalan serap gabah petani sempat menjadi polemik karena di beberapa wilayah harga gabah jatuh di bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar 3.700 per kilogram dengan kadar air maksimal 25 persen.

(Baca: Dirut Bulog: Hingga Februari 2017 Serapan Gabah Bulog Capai 85.000 Ton)

Kompas TV Harga Gabah Anjlok Hingga Rp 1.000/Kg

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com