Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Berencana Pangkas Anggaran Kesehatan, Wall Street Tergelincir

Kompas.com - 17/03/2017, 05:36 WIB
Aprillia Ika

Penulis

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Bursa saham di Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup melemah di perdagangan Kamis waktu setempat atau Jumat waktu Indonesia gara-gara tekanan di saham-saham kesehatan.

Tekanan di saham-saham kesehatan terjadi akibat aksi ambil untung para trader setelah bursa saham AS mencatatkan rekor kinerja terbaik sepanjang tahun ini.

Proposal anggaran Presiden AS Donald Trump memberikan sinyal untuk ongkos penyelenggaraan pemerintahan yang tinggi serta sejumlah pemangkasan untuk dana riset kesehatan.

Walaupun belum jadi kenyataan karena masih berupa proposal anggaran, namun hal itu cukup membuat para trader menjual sahamnya.  

Indeks kesehatan di indeks S&P 500 turun 0,9 persen pada perdagangan Kamis tersebut. Sementara itu sektor keuangan mengalami rebound atau berbalik arah setelah di perdagangan rabu jadi sektor dengan penurunan terdalam.

Saham Biogen turun di indeks S&P 500 sebesar 4,7 persen. Penurunannya lumayan besar lantaran dua broker menurunkan nilai sahamnya.

Brian Jacobsen, chief portfolio strategist di Wells Fargo Funds Management di Menomonee Falls, Wisconsin, mengatakan bahwa sektor kesehatan terseret turun oleh saham perusahaan perlengkapan dan suplai, bioteknologi, peralatan dan layanan.

"Sektor ini sudah mencapai kinerja terbaik sepanjang tahun. Jadi ini hanya aksi seketika," ujar dia.

Dia melanjutkan, ada tarik ulur antara sejumlah saham dengan janji presiden Trump untuk mengakselerasi pertumbuhan bidang kesehatan (obat dan alat). "Tapi sekarang Trump malah berencana memangkas anggaran untuk FDA, membuat lembaga itu sulit memperluas kinerja FDA," lanjutnya.

Pada perdagangan saham Kamis waktu setempat, indeks Dow Jones ditutup turun 15,55 poin atau turun 0,07 persen ke level 20,934,55. Indeks S&P 500 turun 3,88 poin atau turun 0,16 persen ke level 2.381,38 dan indeks Nasdaq Composite naik 0,71 poin atau naik 0,01 persen ke level 5.900,76.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Harga Bahan Pokok Sabtu 20 April 2024, Harga Ikan Tongkol Naik

Whats New
Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Aliran Modal Asing Keluar Rp 21,46 Triliun dari RI Pekan Ini

Whats New
Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kementerian PUPR Buka 26.319 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

[POPULER MONEY] Kartu Prakerja Gelombang 66 Dibuka | Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat Sambil Makan Durian

Whats New
Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Ada Konflik di Timur Tengah, RI Cari Alternatif Impor Migas dari Afrika dan Amerika

Whats New
Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Langkah PAI Jawab Kebutuhan Profesi Aktuaris di Industri Keuangan RI

Whats New
Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Akar Masalah BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Nestapa BUMN Indofarma, Sudah Disuntik APBN, tapi Rugi Terus

Whats New
Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Tol Japek II Selatan Diyakini Jadi Solusi Kemacetan di KM 66

Whats New
Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Punya Gaji Tinggi, Simak Tugas Aktuaris di Industri Keuangan

Whats New
Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Nasib BUMN Indofarma: Rugi Terus hingga Belum Bayar Gaji Karyawan

Whats New
Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Pembatasan Pembelian Pertalite dan Elpiji 3 Kg Berpotensi Berlaku Juni 2024

Whats New
OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

OJK Sebut 12 Perusahaan Asuransi Belum Punya Aktuaris

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

OJK Cabut Izin Usaha BPR Syariah Saka Dana Mulia di Kudus

Whats New
Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Ada Indikasi TPPU lewat Kripto, Indodax Perketat Pengecekan Deposit

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com