Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangkas Produksi Minyak, Ekonomi Arab Saudi Terpukul

Kompas.com - 18/03/2017, 09:34 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

NEW YORK, KOMPAS.com - Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) menyepakati pemangkasan produksi minyak sejak akhir tahun 2016 lalu.

Upaya ini dilakukan guna menggenjot kembali harga minyak yang anjlok akibat banjir pasokan. Salah satu negara yang turut serta dalam pemangkasan minyak tersebut adalah Arab Saudi, produsen minyak terbesar OPEC.

Agar harga minyak kembali melonjak, Arab Saudi tak sungkan memangkas produksi minyak dengan jumlah terbanyak.

Mengutip The Wall Street Journal, Sabtu (18/3/2017), data OPEC menunjukkan bahwa sejak Oktober 2016, Arab Saudi telah memangkas produksi minyak sebesar 800.000 barrel per hari (bph).

Angka ini sekitar 300.000 bph lebih banyak dari yang dijanjikan sebelumnya. Namun demikian, Arab Saudi tidak bisa selamanya biasa-biasa saja dengan pemangkasan produksi minyak.

Meski memiliki cadangan devisa dengan jumlah besar, yakni 524 miliar dollar AS, Arab Saudi tidak bisa terus-menerus menanggung pemangkasan produksi tanpa bantuan.

Dana Moneter Internasional (IMF) mengestimasi, pemangkasan produksi minyak membuat ekspektasi pertumbuhan ekonomi Arab Saudi terkorbankan.

Menurut IMF, pertumbuhan ekonomi Arab Saudi bisa hanya mencapai 0,4 persen tahun ini, jauh di bawah proyeksi pada bulan Oktober 2016 lalu yang mencapai 2,4 persen.

Kalangan bisnis Arab Saudi pun dikabarkan telah mengeluh kepada Deputi Putra Mahkota Mohammed bin Salman bahwa sektor swasta telah terpukul akibat pemangkasan produksi minyak.

Pasalnya, pemerintah pun ikut-ikutan memangkas belanja dan subsidi. Data yang disajikan kalangan bisnis kepada Pangeran Mohammed bin Salman pun menunjukkan, hanya 17 persen perusahaan yang melantai di bursa meraup pertumbuhan laba.

Adapun 46 persen perusahaan harus rela labanya anjlok dan bahkan 37 persen mengalami rugi.

Sinyal ke Produsen Minyak Lainnya

Arab Saudi pun memberi sinyal kuat bahwa negara itu tidak akan melanjutkan pemangkasan produksi minyak apabila negara-negara produsen besar lainnya tidak menjalankan komitmen untuk menaikkan harga minyak tersebut.

Selain anggota OPEC, negara-negara produsen minyak lainnya juga ikut memangkas produksi. Dalam pertemuan di Gedung Putih, Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih menunjukkan frustasinya kepada Rusia, Irak, dan produsen lainnya.

Kabarnya, Menteri Energi Rusia Alexander Novak dan pejabat energi Irak Jabar Ali Al-Luaibi meyakinkan kepada Al-Falih bahwa negara mereka berkomitmen pada kesepakatan pemangkasan produksi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

Whats New
Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

Whats New
Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

Whats New
Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

Rilis
IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

Whats New
Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

Whats New
Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

Whats New
Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

Whats New
Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

Whats New
Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Kasus Korupsi PT Timah: Lahan Dikuasai BUMN, tapi Ditambang Swasta Secara Ilegal

Whats New
4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

4 Tips Mengelola THR agar Tak Numpang Lewat

Spend Smart
Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com