Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Boediono: Pemerintah Bisa Terbitkan Aturan Swasta Berbagi "Big Data"

Kompas.com - 22/03/2017, 09:57 WIB
Aprillia Ika

Penulis

NUSA DUA, KOMPAS.com - Mantan wakil presiden RI Boediono memberikan sambutannya dalam acara konferensi statistik internasional yang dihelat olah Bank Indonesia (BI) dan International Statistical institute (ISI) di Nusa Dua, Bali, Rabu (22/3/2017).

Menurut dia, penggunaan big data dalam pembuatan kebijakan merupakan salah satu hal yang penting. Walaupun pemerintah merupakan produsen dari big data yang besar, namun perlu juga melengkapi data statistiknya dari swasta yang saat ini juga menjamur.

Penggunaan data dari swasta ini bisa mempertajam analisis dan kebijakan di pemerintahan. Penggunaan data swasta oleh pemerintah ini merupakan kombinasi dari kesukarelaan si pihak swasta atau dengan perjanjian tertentu.

"Pemerintah bisa menerbitkan aturan untuk mendorong pihak swasta berbagi data statistik ke pemerintah, walaupun ada batas-batasnya secara politik dan ekonomi," kata Boediono.

Jika mencapai batas tertentu, maka pemerintah harus bergantung pada kerja sama sukarela dengan pihak swasta untuk membagi datanya.

"Pertumbuhan big data yang dikoleksi pihak swasta membuka kemungkinan baru untuk mempercepat kebijakan publik dengan ongkos lebih murah," lanjutnya.

Kuncinya, yakni dengan kombinasi data swasta dan pemerintah dalam sebuah aturan khusus atau skema kerja sama sukarela. Agar hal ini berjalan, sebaiknya dimulai dengan eksperimen kecil sebagai pembelajaran.

Sekadar informasi, Bank Indonesia (BI) bekerja sama dengan International Statistical Institute (ISI) menyelenggarakan konferensi statistik internasional di Nusa Dua, Bali. Kegiatan ini akan berlangsung antara hingga 24 Maret 2017.

Acara ini mengambil tema "Enhancing Statistics, Prospering Human Life." Dalam acara ini sejumlah statistikawan, akademisi dan eneliti internasional merumuskan pengembangan dan pemanfaatan statistik untuk kebijakan.

Menurut keterangan dari pihak BI, acara ini memiliki beberapa tujuan dari sekadar berkumpulnya para stakeholder bidang statistik. Yakni, untuk mempromosikan pariwisata Indonesia di mata internasional.

Acara ini dihadiri 450 peserta dari kawasan Eropa, Amerika dan Asia. Sementara peserta terbanyak dari Malaysia, India dan Thailand. Acara ini merupakan acara kedua ISI setelah acara serupa di Kuala Lumpur, Malaysia, pada 2014.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com