JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan tambang batu bara pelat merah PT Bukit Asam Tbk terus mengejar target pembangkit listrik sebesar 5.000 megawatt (MW) hingga 2023.
Saat ini, emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan sandi PTBA tersebut tengah mengincar proyek listrik mandiri atau Independent Power Producer (IPP) sebesar 800 MW di Bangka, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.
"Kami optimistis 50-60 persen bisa didapatkan," kata Direktur Keuangan Bukit Asam Achmad Sudarto di BEI, Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Bukit Asam saat ini sudah memiliki sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) berkapasitas 2 x 8 MW, 3 x 10 MW, serta 2 x 100 MW yang berada di Banjarsari, Kabupaten Lahat, Sumatera Selatan.
Menurut Achmad, proyek pembangkit listrik tidak hanya sebagai upaya shifting perseroan dari coal company menuju energy company. Pembangkit listrik di mulut tambang yang dibangun juga dapat menurunkan beban energi produksi batu bara itu sendiri.
"Energy cost turun 50 persen. Sebelumnya 13 sen per kWh, sekarang menjadi 6,5-7 sen per kWh. Selain itu kami juga mendapatkan garansi suplai (listrik)," kata Achmad.
Lebih lanjut dia berharap, target 5.000 MW bisa diselesaikan pada 2021-2022. Diperkirakan kebutuhan investasi untuk proyek ini mencapai 6 miliar dollar AS atau sekitar Rp 79,8 triliun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.