JAKARTA, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) menargetkan akan menyerap jagung sebesar 250.000 ton sepanjang 2017.
Direktur Pengadaan Bulog Tri Wahyudi Saleh mengatakan, dalam kurun waktu Januari hingga Maret 2017 Bulog telah menyerap 50 ton jagung.
"Pembelian dengan harga sesuai acuan Peraturan Menteri Perdagangan, yakni Rp 3.150 per kilogram dengan kadar air 15 persen," ujarnya di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta, Rabu (22/3/2017).
Wahyu menjelaskan, penyerapan jagung saat ini paling banyak di wilayah Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Selatan hingga Sulawesi Utara dan Gorontalo.
Menurutnya, dalam penyerapan jagung tersebut kendala terbesarnya adalah infrastuktur pascapanen seperti alat pengering jagung.
Mengatasi kendala tersebut pihaknya akan melakukan kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi dalam hal pemanfaatan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) untuk membantu penyerapan hasil panen jagung.
"Rencananya akan membangun silo dan dryer pada tahun ini agar tahun depan dapat digunakan," ujar Tri.
Seperti diketahui, pada tahun 2017 Bulog telah memperoleh dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 2 triliun yang akan digunakan dalam pembenahan infrastruktur pascapanen.
Tri menjelaskan, pada tahun 2017 Bulog akan membangun pengering jagung (dryer) sebanyak 11 unit dengan kapasitas 24.750 ton perbulan, dan silo dengan kapasitas 125.000 ton per bulan. "Kendala yang dihadapi tahun ini adalah dryer dan silo, kami butuh sarana infrastruktur yang dapat dimanfaatkan melalui kerja sama dengan pihak-pihak terkait," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.