Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Abdul Kadir Karding
Politisi

Sekretaris Jenderal DPP PKB Periode 2014-sekarang. Anggota DPR RI periode 2009-2014 dan 2014-2019 dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa mewakili Jawa Tengah. Saat ini menjabat sebagai anggota Komisi III DPR RI. Alumnus Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang tahun 1997.

Daulat Garam Daulat Bangsa

Kompas.com - 27/03/2017, 15:38 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorLaksono Hari Wiwoho

Nenek moyangku orang pelaut
Gemar mengarung luas samudra
Menerjang ombak tiada takut
Menempuh badai sudah biasa

Setelah berpuluh tahun silam, penggalan lirik lagu di atas masih akrab terngiang di telinga saya hingga sekarang. Sebagai "orang laut" lagu itu memang menjadi semacam lagu wajib yang kerap saya nyanyikan berulang-ulang bersama kawan-kawan di Sekolah Dasar Kabupaten Donggala.

Saat masih kanak-kanak, saya menyukai lagu itu karena liriknya sederhana dan musiknya riang gembira. Barulah setelah menempuh studi di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah, saya bisa meresapi lebih dalam makna lagu tersebut. Bagi saya, lagu ini memberi pesan kuat keakraban nenek moyang kita dengan lautan: kita adalah bangsa maritim.

Indonesia sebagai bangsa maritim memang bukan sekadar lagu dan dongeng masa kecil. Tersaji beragam bukti historis dan geografis tentang kejayaan maritim bangsa ini di masa lampau.

Lukisan perahu layar dari zaman prasejarah di dinding-dinding gua Pulau Muna, Seram, dan Arguni menjadi saksinya. Di dinding Candi Borobudur, kita juga bisa melihat relief yang menggambarkan perahu bercadik di masa lalu.

Selama berabad-abad lampau, moyang kita dari Kerajaan Sriwijaya, Kerajaan Singasari, Kerajaan Majapahit, Kesultanan Ternate, dan Kesultanan Tidore menjadi penakluk samudra. Mereka berlayar hingga ribuan mil membangun diplomasi politik, bisnis, dan ekspansi militer.

Tak heran jika pada abad ke-14 perairan Laut Jawa, yang meliputi kepulauan Nusa Tenggara, kepulauan Maluku, pesisir barat Kalimantan, Jawa, dan bagian selatan Sumatera, masuk dalam lima jalur perdagangan besar dunia.

Adapun dari sisi geografis, Indonesia merupakan negara dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia setelah Kanada. Hasil pemetaan Badan Informasi Geospasial (BIG) pada 2015 menunjukkan panjang garis pantai Indonesia mencapai 99.093 kilometer.

Berangkat dari narasi tersebut, wajar jika ada harapan Indonesia menjadi negara yang berdikari dalam menghasilkan produk-produk kelautan.

Namun, kenyataan yang terjadi justru bertolak belakang. Ibarat kata pepatah, harapan itu jauh panggang dari arang. Setelah merdeka lebih dari 71 tahun, bangsa ini belum mandiri memenuhi kebutuhan garamnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

HMSP Tambah Kemitraan dengan Pengusaha Daerah di Karanganyar untuk Produksi SKT

Whats New
BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com