Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bergantung Putusan KLHS, Saham Semen Indonesia Dibuka Turun

Kompas.com - 30/03/2017, 11:03 WIB
Aprillia Ika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdirinya pabrik PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) di daerah Kendeng, Rembang, Jawa Tengah mengundang sejumlah perdebatan. Namun pemerintah memutuskan untuk menyerahkan hasilnya pada Kajian Lembaga Hidup Strategis (KLHS), Kamis (30/3/2017) ini.

(Baca: Apa Sikap Presiden soal Penolakan Pabrik Semen di Kendeng?)

Jika KLHS kemudian memutuskan pabrik Semen Indonesia di Rembang ini harus ditutup, maka ada beberapa dampak negatif yang diterima oleh Semen Indonesia, terutama pada harga sahamnya.

Per Kamis, pada pukul 10.20 WIB, harga saham SMGR turun 0,83 persen atau turun 75 poin ke level 9.000. Berdasarkan pantauan dari Bloomberg, jika disetahunkan, saham SMGR sudah turun 8,04 persen.

Analis Bina Artha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, jika nantinya Semen Indonesia harus menutup pabriknya di Rembang, maka akan mengganggu kapasitas pasokan Semen Indonesia di Rembang secara khusus dan di Jawa pada umumnya. Terganggunya produksi Semen Indonesia tentu akan berpengaruh ke penjualannya.

"Dengan tutupnya pabrik Semen Indonesia di Rembang, maka dari sisi produksi akan turun. Bisa jadi kompetitornya yang akan naik (sahamnya) yakni Indocement. karena baik Semen Indonesia dan Indocement sama-sama memiliki pangsa pasar besar di Jawa," ujar Reza kepada Kompas.com, Kamis (30/3/2017).

Pada pukul 10.49 WIB saham PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) di level 16.700 atau turun 100 poin (-0,60 persen). Jika disetahunkan, berdasarkan data Bloomberg, maka saham INTP sudah turun 14,25 persen.

Bupati Rembang Abdul Hafidz sebelumnya menilai selain turunnya saham Semen Indonesia, efek lain dari penutupan pabrik Semen Indonesia di Rembang ini yakni kepada masyarakat luas.

Dia mengestimasi, jika KLHS menolak pendirian Semen Indonesia di Rembang yang memiliki kapasitas 4 juta ton per tahun, maka dikhawatirkan adanya penolakan yang sama di rencana Pembangunan Semen Tuban yang memiliki kapasitas 14 juta ton per tahun.

Menurut Hafidz, jika itu terjadi, maka Indonesia akan mengalami kekurangan pasokan semen dan proses pembangunan infrastruktur akan terhambat. Dikhawatirkan, semen dari China atau afiliasinya yang nantinya akan menguasai pasaran. 

Selain itu, semua, jika KLHS menolak pendirian pabrik Semen Indonesia di Rembang, maka wilayah dari proyek Semen Indonesia di Rembang merupakan lahan bebas.

Dengan demikian, perusahaan semen lain bisa mengajukan pendirian pabrik semen di lokasi tersebut. Saat ini setidaknya ada 15 perusahaan semen di Indonesia yang merupakan kompetitor dari Semen Indonesia.

Sementara Anggota Komisi VI DPR Bowo Sidik Pangarso sebekumnya juga menilai upaya penutupan pembangunan pabrik senilai Rp 4,9 triliun tersebut bisa merugikan negara. Oleh sebab itu, Kepolisian harus mengusut apakah protes penutupan pabrik semen tersebut merupakan upaya persaingan tidak sehat atau bukan.

"Komisi VI sudah ke sana. Saya tanya masyarakat semua mendukung kok, yang menolak cuma sedikit. Apa yang ditakutkan? Bupati juga mendukung. Ya pabrik semen mana saja mau berdiri silakan, tapi persaingan yang sehat," katanya.

 (Baca: PT Semen Indonesia Targetkan Penjualan 15,4 Juta Ton pada 2017)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com