Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program "Tax Amnesty” Dinilai Sukses, Tetapi…

Kompas.com - 31/03/2017, 23:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com – Program pengampunan pajak atau tax amnesty akan secara resmi berakhir pada tengah malam ini. Banyak pihak memandang dan memuji kesuksesan program tersebut, yang bahkan dinilai paling sukses di dunia di antara negara-negara yang pernah meluncurkan program tax amnesty.

Anggota Komisi VI DPR RI Donny Imam Priambodo menilai, program tax amnesty yang dilakukan pemerintah Indonesia merupakan yang terbaik di dunia. Namun demikian, target pengampunan pajak yang ditetapkan belum sepenuhnya tercapai.

“Memang total uang tebusan Rp 165 triliun masih belum tercapai, kita akan lihat seperti apa karena ini hari terakhir,” ujar Donny di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31/3/2017).

Donny menuturkan, apabila target yang dipatok belum tercapai, maka pemerintah harus membuat terobosan baru untuk mengganti kekurangan dari pendapatan tax amnesty. Pasalnya, target penerimaan dari program amnesti pajak sudah dimasukkan ke dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2017.

Ia pun menyoroti upaya Kementerian Keuangan dan Direktorat Jenderal Pajak yang belum lama ini mengimbau kepada seluruh pengusaha untuk mengikuti program tax amnesty. Meskipun demikian, Donny menyatakan pihaknya masih menantikan upaya lainnya yang akan dilakukan Ditjen Pajak.

“Kalau dari target pendapatan untuk tahun ini lebih realistis dari tahun lalu, tapi dengan perlambatan ekonomi masih terjadi, global juga demikian, saya kira pemerintah harus melakukan kajian ulang dari mana menambal defisit itu,” ungkap Donny.

Donny menyatakan, saat ini pihaknya tengah menggodok kajian undang-undang penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Diharapkan, PNBP bisa menyumbang lebih besar kepada penerimaan negara dibandingkan penerimaan dari pajak sendiri.

“Karena di negara lain kita lihat bahkan PNBP lebih besar dari pajak karena dengan ekonomi yang melambat tentu saja akan berpengaruh terhadap pajak,” tutur Donny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com