Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Berapa Ekspektasi "Return" yang Wajar di Reksa Dana Pendapatan Tetap?

Kompas.com - 11/04/2017, 09:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

KOMPAS.com - Reksa dana pendapatan tetap adalah reksa dana yang kebijakan investasinya minimal 80 persen pada instrumen obligasi.

Dibandingkan instrumen lainnya, obligasi lebih berisiko dibandingkan deposito tapi lebih kecil jika dibandingkan saham. Berapakah tingkat return yang wajar untuk produk ini ?

Kesamaan antara obligasi dan deposito adalah memiliki jangka waktu jatuh tempo. Biasanya bisa lebih panjang antara 1 tahun hingga 30 tahun. Penerbit obligasi bukan hanya bank, tapi juga perusahaan swasta dan pemerintah.

Berbeda dengan tabungan bank yang dijamin oleh LPS, obligasi tidak dijamin oleh LPS sehingga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Namun karena hal itu pula, pada saat diterbitkan pertama kali, obligasi memberikan kupon atau bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan deposito.

Karena jatuh tempo yang panjang, untuk memudahkan investornya memperoleh dana jika dibutuhkan, obligasi dapat diperjual belikan. Dalam proses tersebut, harga obligasi bisa sama, lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan harga penerbitannya.

Dalam Bahasa yang lebih sederhana, misalkan anda membeli obligasi senilai 10 juta yang jatuh temponya 5 tahun, pada saat sudah berjalan 6 bulan dan anda berniat menjualnya, harganya bisa Rp 10 juta, di bawah Rp 10 juta atau di atas Rp 10 juta.

Hal ini tergantung pada kondisi suku bunga deposito bank pada saat transaksi jual beli dilakukan, jangka waktu jatuh tempo obligasi, besaran kupon yang ditawarkan, apakah ada berminat membelinya, dan risiko gagal bayar jika penerbitnya adalah perusahaan swasta.

Biasanya yang akan membuat harga obligasi naik adalah kondisi ketika suku bunga deposito bank lebih rendah pada saat transaksi, ada permintaan yang besar / cukup terhadap obligasi di pasar, dan perusahaan penerbit memiliki peringkat hutang yang baik.

Sebaliknya, ketika suku bunga deposito bank sedang naik pada saat obligasi dijual, ada kemungkinan harga obligasi akan turun karena bunga bank lebih menarik. Jangan lupa juga, atas keuntungan dari selisih harga penjualan, investor obligasi dikenakan pajak sebesar 15 persen.

Misalkan anda membeli obligasi senilai Rp 10 juta dan menjualnya senilai Rp 10.1 juta, maka atas keuntungan Rp 100.000 investor akan dikenakan pajak penghasilan final sebesar 15 persen yaitu Rp 15.000 yang akan dipotong langsung. Atas kupon yang didapatkan secara periodik, dikenakan pula pajak dengan besaran yang sama.

Salah satu keuntungan investasi obligasi melalui reksa dana adalah besaran pajak yang lebih kecil. Berdasarkan peraturan perpajakan, jika reksa dana yang membeli obligasi, maka besaran pajak yang dibayarkan adalah sebesar 5 persen hingga 2020 dan 10 persen untuk tahun 2021 dan selanjutnya.

Ketika berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap, umumnya manajer investasi tidak membagikan kupon obligasi kepada investornya. Yang dilakukan adalah mereinvestasikan kupon tersebut sehingga pada akhirnya diharapkan menambah Nilai Aktiva Bersih per Unit (NAB per UP).

Jadi ketika melihat harga reksa dana pendapatan tetap, pergerakan tersebut sudah mencerminkan naik turunnya harga obligasi ditambah dengan hasil reinvestasi kupon. Satu hal yang perlu diperhatikan adalah besaran fluktuasi harga obligasi.

Tidak jarang bagi harga obligasi khususnya yang diterbitkan oleh pemerintah, harga obligasinya bisa naik turun cukup signifikan. Bisa jadi, penurunan tersebut lebih besar dibandingkan kupon yang diterima sehingga jika dihitung dalam NAB per Up menghasilkan kinerja yang negatif.

Namun ketika naik, persentase kenaikannya juga lumayan sehingga jika ditambah dengan kupon yang diterima bisa mengalahkan kinerja saham dalam kurun waktu tertentu. Dalam 2-3 tahun belakangan, ketika kinerja saham sangat fluktuatif, kinerja reksa dana pendapatan tetap secara umum lebih baik dibandingkan reksa dana saham.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

BCA Finance Buka Lowongan Kerja untuk D3-S1 Semua Jurusan, Cek Syaratnya

Work Smart
Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Pemerintah Sebut Tarif Listrik Seharusnya Naik pada April hingga Juni 2024

Whats New
Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com