Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arab Saudi Terus Pangkas Produksi Minyak

Kompas.com - 12/04/2017, 14:08 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

RIYADH, KOMPAS.com - Arab Saudi terus memangkas produksi minyaknya hingga mencapai titik terendah sejak Januari 2017 pada bulan Maret 2017 lalu. Ini sesuai dengan komitmen global untuk mengurangi pasokan minyak mentah dunia.

Mengutip Bloomberg, Rabu (12/4/2017), negara produsen minyak terbesar dalam Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) tersebut memangkas produksi minyak sebesar 111.000 barrel per hari (bph) pada Maret 2017.

Dengan demikian, produksi minyak Arab Saudi mencapai 9,9 juta bph. Adapun produksi minyak Arab Saudi sempat naik menjadi 10,011 juta bph karena dilakukan pengisian kembali atas tanki-tanki penyimpanan minyaknya.

Arab Saudi dan Rusia memimpin kesepakatan OPEC dan negara-negara produsen lain untuk memangkas produksi dan mengakhiri surplus pasokan selama tiga tahun. Dalam kesepakatan yang dicapai pada Desember 2016 lalu, Arab Saudi setuju untuk memangkas produksinya menjadi 10,058 juta bph.

"Arab Saudi sangat mematuhi kesepakatan. Ini bagus untuk pasar dan harga," jelas analis energi Mohamed Ramady. Acuan minyak Brent turun 32 sen atau 0,6 persen ke level 55,65 dollar AS per barrel pada Selasa (11/4/2017).

Adapun harga minyak dunia telah turun sekira 2 persen tahun ini. Arab Saudi pun memangkas volume pengiriman minyak ke Amerika Serikat sebagai akibat dari produksi yang lebih rendah. Impor minyak AS dari Arab Saudi turun 24 persen per Maret 2017, ke level 880.000 bph.

Dalam laporan bulanan OPEC, produksi minyak Arab Saudi mencapai 9,748 juta bph pada Januari 2017 lalu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com