Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bankir Pimpin Perusahaan Nonbank Dinilai Wajar

Kompas.com - 13/04/2017, 16:53 WIB
Iwan Supriyatna

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pahala N Mansury telah resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) menggantikan Dirut sebelumnya yakni Arif Wibowo.

Penunjukan mantan Direktur Keuangan dan Tresuri PT Bank Mandiri (Persero) Tbk itu mendapatkan tanggapan positif dari berbagai pihak, salah satunya dari Budi Gunadi Sadikin yang pernah bersama-sama Pahala di Bank Mandiri.

"Banggalah kita, sebagai orang muda, saya rasa challenge baru buat dia ngurusin Garuda," kata Budi Gunadi di Jakarta, Kamis (13/4/2017).

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini berpandangan, bankir ditugaskan memimpin di sektor lain adalah hal yang wajar. Sebab, di Badan Usaha Milik Negara (BUMN), personilnya harus memiliki banyak keahlian.

"Saya sendiri juga sekarang diputar dari bank ke tambang, itu bisa memperkaya konsep bisnis kita," tutur Budi.

Seperti diketahui, Selain mengangkat Pahala, sebagai Dirut baru Garuda Indonesia, Kementerian BUMN sebagai pemegang saham mayoritas juga mengangkat tujuh orang direktur lainnya.

Tujuh orang tersebut adalah Helmi Imam Satriyono sebagai Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko, Nicodemus P Lampe sebagai Direktur Layanan, Puji Nur Handayani sebagai Direktur Produksi, Nina Sulistyowati sebagai Direktur Marketing dan Teknologi Informasi, Linggarsari Soeharso sebagai Direktur SDM dan Umum dan Sigit Muhartono sebagai Direktur Kargo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Jasa Marga: 109.445 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Libur Panjang Paskah 2024

Whats New
Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com