Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

APP Sosialisasikan Potensi Energi Baru dan Terbarukan di Ajang Indogreen Expo

Kompas.com - 15/04/2017, 18:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Dalam ajang Indogreen Environment & Forestry Expo yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas ikut berpartisipasi dengan menunjukkan teknologi energi baru dan terbarukan.

Adapun teknologi energi terbarukan tersebut menggunakan getah dan kulit kayu tanaman industri yang diterapkan pada unit industri OKI Pulp & Paper di Sumatera Selatan.

“Penggunaan energi baru dan terbarukan ini tidak hanya merupakan bentuk penghematan, tetapi juga merupakan komitmen APP untuk mengedepankan bisnis berkelanjutan," ujar Direktur APP Sinar Mas Suhendra Wiriadinata, melalui keterangan resmi kepada Kompas.com, Sabtu (15/4/2017).

Pabrik kertas terbesar di Asia tersebut memanfaatkan getah kayu tanaman industri sebagai bahan baku pembangkit listrik atau recovery boiler yang berkapasitas mencapai 12.000 TDS (ton padatan kering) per hari atau 2.030 ton uap per jam.

"Getah kayu dikentalkan melalui proses penguapan hingga 80 persen padat untuk kemudian dibakar di recovery boiler. Energi panas yang dihasilkan kemudian digunakan untuk mendidihkan air dan menciptakan uap air bertekanan tinggi yang disalurkan ke turbin dan sumbu generator untuk menghasilkan listrik," jelasnya.

Wakil Direktur PT OKI Pulp & Paper Gadang Hartawan mengatakan, kehadiran teknologi tersebut akan mengurangi kebutuhan penggunaan minyak dan gas dalam kiln kapur hingga 80 persen serta menggunakan kulit kayu dari pohon sebagai biofuel.

"Teknologi recovery boiler dan bark gasification pada pabrik OKI Pulp & Paper tersebut mampu menghasilkan sekitar 750 megawatt listrik, murni dari energi terbarukan," paparnya.

Sementara itu, pada pameran ini APP Sinar Mas juga memamerkan sistem Manajemen Penanggulangan Kebakaran Terintegrasi atau Integrated Fire Management (IFM) dalam upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

Melalui sistem deteksi dini yang terpusat pada situation room centre, mengintegrasikan data dari berbagai sumber baik data eksternal maupun data internal di lapangan, untuk mendeteksi apakah titik panas yang terdeteksi merupakan titik api.

Selain itu, APP Sinar Mas juga mensosialisasikan program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) yang berupaya meningkatkan ekonomi masyarakat di dalam dan disekitar konsesi pemasok melalui program yang berbasis wanatani (agroforestry) sekaligus tetap menjaga kelestarian lingkungan sekitar.

"Sampai dengan akhir tahun 2016 telah terimplementasikan program DMPA di 66 desa, dimana target sampai dengan 2020 terealisasi di 500 desa yang tersebar di 5 provinsi (Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Timur)," terangnya.

Indogreen Environment & Forestry Expo yang diselenggarakan oleh Kementrian LHK ini diselenggarakan dari tanggal 13 hingga 16 April 2017 merupakan pameran lingkungan dan kehutanan terbesar di Indonesia yang diadakan setiap tahun sejak 2009.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com