Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lebih Besar, Ada Konglomerat Bayar Tebusan "Tax Amnesty" di Atas Rp 1 Triliun

Kompas.com - 17/04/2017, 09:41 WIB
Yoga Sukmana

Penulis

BELITUNG, KOMPAS.com - Bila Anda terkejut ada satu konglomerat ikut program pengampunan pajak dengan membayar uang tebusan Rp 1 triliun, tunggu dulu. Sebab dipastikan jumlah tersebut bukanlah yang terbesar.

Dari data terbaru Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak, jumlah uang tebusan terbesar mencapai Rp 2,7 triliun.

"Angka ini yang terbesar," Direktur Pelayanan dan Penyuluhan (P2) Humas Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama di Belitung, Minggu (17/4/2017).

Pembayaran uang tebusan sebesar itu dilakukan di periode pertama tax amnesty yakni pada periode Juli-September 2016. Total harta yang dilaporkan wajib pajak tersebut mencapai Rp 125,6 triliun.

(Baca: Detik-detik Akhir "Tax Amnesty", Satu Konglomerat Bayar Tebusan Rp 1 Triliun)

Pada periode pertama tax amnesty, ada 38 wajib pajak yang membayar uang tebusan di atas Rp 100 miliar. Adapun yang membayar uang tebusan Rp 50 miliar - Rp 100 miliar ada 78 wajib pajak.

Kepada Kompas.com, Kepala Kantor Wilayah (Kanwil) Wajib Pajak Besar Mekar Satria Utama mengatakan ada 2.168 surat pernyataan harta (SPH) yang disampikan oleh para konglomerat ke Kanwil Wajib Pajak Besar hingga 31 Maret 2017.

Total harta yang dilaporkan mencapai Rp 563,1 triliun. Terdiri dari harta deklarasi dalam negeri sebesar Rp 271,1 triliun, harta deklarasi luar negeri sebesar Rp 260,7 triliun.

Sementara itu, harta dari luar negeri yang dibawa pulang ke Indonesia (repatriasi) hanya sebesar Rp 31,2 triliun. Adapun jumlah uang tebusan yang dibayarkan Rp 17 triliun.

Dibandingkan dengan data akhir pelaporan harta tax amnesty yang mencapai Rp 4.868 triliun, harta yang dilaporkan wajib besar hanya 11,6 persennya saja. Adapun jumlah uang tembusannya hanya 12,1 persen dari total Rp 114 triliun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Jokowi Tegaskan Freeport Sudah Milik RI, Bukan Amerika Serikat

Whats New
Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com