Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabupaten Luwu Utara Bersiap Jadi Sentra Pembibitan Sapi Potong

Kompas.com - 27/04/2017, 07:19 WIB
Aprillia Ika

Penulis

MASAMBA, KOMPAS.com - Kabupaten Luwu Utara di Provinsi Sulawesi Selatan bersiap untuk menjadi sentra pembibitan sapi potong untuk Indonesia.

Saat ini di Luwu Utara , populasi ternak sapi mencapai 27.963 ekor. Sebanyak 6.779 ekor di antaranya adalah sapi jantan dan 10.111 ekor sapi betina produktif atau akseptor yang berpotensi untuk dilakukan inseminasi buatan.

Hal itu disampaikan oleh Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani pada sambutannya di acara Festival Ternak yang bertempat di rumah jabatan Bupati Luwu Utara. Acara ini dihadiri oleh Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman pada Rabu (26/4/2017).

Bupati Indah optimistis target upaya khusus sapi indukan wajib bunting (Upsus Siwab) yang dicanangkan pemerintah bisa tercapai hingga akhir tahun ini.

Seperti diketahui, pada 2017 Kabupaten Luwu Utara mendapat target akseptor 7.843 ekor dan kebuntingan sebanyak 6.000 ekor.

Menurut Bupati Indah, pihaknya optimistis target tersebut bisa tercapai karena hingga Maret, sebanyak 1.486 ekor sapi betina telah mendapatkan inseminasi buatan. Dari jumlah itu, sebanyak 1.289 ekor sapi betina telah bunting serta jumlah kelahiran sapi baru mencapai 613 ekor.

"Sapi adalah primadona baru di Luwu Utara setelah produksi jagung pada tahun kemarin naik 97 persen. Bagi kami, sapi ini adalah penghasil emas yang tidak ternilai harganya," kata Bupati Indah.

Meurut dia, emas di sapi seperti yang dia maksud yakni berupa emas merah (berupa daging), emas putih (susu) yang mengandung banyak protein yang berguna bagi tubuh. Serta, emas hitam (berupa kotoran) yang berguna untuk pupuk dan bahan energi biogas.

Lantas, untuk mendukung target Luwu Utara menjadi sentra pembibitan sapi potong, Bupati Indah telah menyiapkan 500 hektar lahan untuk jadi sentra pembibitan. Dia meminta kepada pemerintah pusat untuk menambah 500 ekor sapi sebagai bibit.

Bupati Indah juga meminta kepada Mentan untuk menambah jumlah petugas inseminasi buatan yang saat ini baru berjumlah 31 orang. Padahal di Luwu Utara ada 166 desa, di mana 80 persen masyarakatnya yang petani juga memiliki ternak.

"Kami juga terus melakukan sosialisasi Upsus Siwab ini ke berbagai desa, dengan program 'Bermalam di Desa', bekerja sama dengan berbagai pihak termasuk TNI. Dan dalam program ini, pertanyaan paling banyak yakni bagaimana sapi betina peternak dibuat bunting," lanjut Bupati Indah.

Untuk jenis sapi, saat ini Luwu Utara mengunggulkan sapi jenis Brahman, Simental dan Limosin.

Dalam kesempatan sama, Mentan Amran menyambut baik target Kabupaten Luwu Utara ini. Menurut dia, Kabupaten ini merupakan daerah yang kaya sumber daya alam dan harus punya SDM yang mumpuni dan berdedikasi untuk menggarapnya.

Mentan juga meminta aparat dan peternak Kabupaten Luwu Utara menjadikan penyelenggaraan festival ternak hasil inseminasi buatan (IB) sebagai momentum yang sangat tepat untuk memajukan pembangunan sektor peternakan.

"Untuk permintaan tambahan sapi, jangan ada budaya meminta. Ini sudah jaman teknologi. Saya kirim sperma sapi saja dari Jakarta. Ada gratis. Kepala Dinas Peternakan harus pro-aktif ambil. Untuk Luwu Utara saya tambah jatahnya jadi 1.000 sperma," tegas Mentan.

Sekadar informasi, pada Festival Ternak kali ini, terdapat 100 ternak hasil inseminasi buatan yang diperlombakan. Pemenangnya yakni sapi jenis Simental berbobot 1,2 ton, dengan usia ternak sekitar 3 tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com