Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: 2016, Tahun Penuh Tantangan bagi Perekonomian Indonesia

Kompas.com - 27/04/2017, 11:52 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) menyatakan, tahun 2016 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi perekonomian Indonesia dan juga global. Pasalnya, banyak hal yang terjadi di luar perkiraan dan memberi dampak besar bagi dinamika perekonomian.

"Tahun 2016 yang awalnya diharapkan menjadi tahun percepatan ekonomi menjadi tahun penuh tantangan. Ekonomi global ternyata belum pulih seperti yang diharapkan dan diwarnai ketidakpastian," kata Gubernur BI Agus DW Martowardojo pada acara peluncuran buku Laporan Perekonomian Indonesia di Jakarta, Kamis (27/4/2017).

Agus menyatakan, tantangan perekonomian pada tahun 2016 lalu masih dipengaruhi tiga permasalahan utama.

Masalah tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat, dan bahkan lebih rendah dibandingkan capaian pada tahun 2015 lantaran ketidakpastian kondisi global. Selain itu, konsolidasi ekonomi juga masih terus berlanjut di berbagai belahan dunia.

Di samping itu, kinerja ekspor pun masih melemah dan harga komoditas dunia yang merosot.

"Kinerja ekspor melemah berdampak pada harga komoditas yang rendah hingga kuartal III 2016," ungkap Agus.

Ketidakpastian pasar keuangan juga terpantau masih tinggi. Hal ini disebabkan oleh kenaikan suku bunga di Amerika Serikat dan berujung pada penguatan nilai tukar dollar AS.

Penurunan kinerja ekspor memiliki dampak negatif terhadap kinerja korporasi, berimplikasi pada penurunan kredit dan peningkatan risiko kredit.

Dari kancah politik, keluarnya Inggris dari keanggotaan Uni Eropa yang dikenal dengan istilah Brexit pada penghujung semester I 2016 memicu ketidakpastian pula.

Menjelang akhir tahun 2016, Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS dan memicu hadirnya kebijakan fiskal ekspasif, kebijakan perdagangan yang protektif, dan ketatnya kebijakan imigrasi.

"Semua itu berdampak pada perlambatan ekonomi Indonesia pada tahun 2016," tutur Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com