Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Dunia Hadapi Ketidakpastian Politik dan Ekonomi

Kompas.com - 28/04/2017, 12:30 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memandang pada tahun 2017 ini, dunia menghadapi risiko-risiko yang berasal dari ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi.

Beragam risiko tersebut dapat memicu risiko penurunan pada perekonomian dunia. Gubernur BI Agus DW Martowardojo menyebut, risiko ketidakpastian politik dan kebijakan ekonomi yang mengemuka antara lain penyelenggaraan pemilihan umum di negara-negara ekonomi utama Eropa. Selain itu, ada juga kebijakan perdagangan proteksionisme oleh beberapa negara maju.

"Risiko penurunan ini akan berdampak pada pengetatan finansial, menyebabkan lebih banyak volatilitas kepada arus finansial," kata Agus di kantornya di Jakarta, Jumat (28/4/2017).

Agus menyatakan, kondisi semacam itu akan memberikan dampak negatif khususnya kepada negara-negara berkembang alias emerging markets. Pasalnya, volatilitas sistem keuangan akan berdampak negatif kepada kinerja perekonomian.

Dalam kesempatan itu, Agus juga menyoroti risiko yang dihadapi perekonomian global dalam jangka panjang. Risiko tersebut antara lain produktivitas yang relatif lebih rendah, baik di negara maju maupun negara berkembang.

"Jelas, kita harus tetap waspada terhadap (risiko) ekonomi global, khususnya terkait isu fundamental seperti bagaimana memeprbaiki produktivitas dan menangani populasi yang menua," ungkap Agus.

Dengan kondisi ekonomi global seperti saat ini, imbuh Agus, maka penting bagi pada pemangku kebijakan untuk menciptakan kebijakan-kebijakan yang manfaatnya dapat dipastikan diterima oleh seluruh lapisan masyarakat.

Selain itu, para pemangku kebijakan juga ditantang untuk menyoroti permasalahan terkait kesenjangan. Di samping itu, ada juga permasalahan kebijakan yang cenderung hanya berefek ke dalam alias inward policies. Implementasi kebijakan seperti ini bisa berefek kurang baik di tengah perekonomian yang kian terbuka.

"Situasi ini menjadi sulit bagi negara-negara emerging markets yang mengadopsi konsep ekonomi terbuka. Pertanyaannya adalah, pada kondisi global saat ini, bagaimana ASEAN dapat menjawab tantangan itu," tutur Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com