Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aplikasi Sihati, Cara Pemda Jateng Menjaga Harga Kebutuhan Pokok

Kompas.com - 28/04/2017, 16:08 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin

Penulis

SEMARANG, KOMPAS.com - Metode pemerintah daerah mengendalikan inflasi kini terus dipermudah dengan aplikasi berbasis android. Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi Generasi (SiHaTi) terus dikembangkan hingga yang terbaru muncul generasi ketiga.

Sihati generasi ketiga bisa dimanfaatkan kepala daerah untuk mengetahui kenaikan harga bahan pokok. Jika harga naik kebutuhan, maka ada muncul peringatan. Kepala daerah kemudian bisa berdiskusi dan mengambil keputusan secara cepat melalui koordinasi secara virtual.

Pengembangan Sihati generasi ketiga dilaunching oleh Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo bersama Sekretaris Daerah Sri Puryono, dan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di gedung Bank Indonesia Jawa Tengah di Semarang, Jumat (28/4/2017).

Hamid mengatakan, aplikasi Sihati yang terbaru merupakan hasil pengembangan dari aplikasi sebelumnya. Sihati mempunyai tiga macam fungsi sekaligus.

Sihati mampu menyediakan data produksi pertanian yang bisa digunakan para petani atau peternak mencatat informasi produksi, meliputi jumlah, perkiraan panen, harga jual serta apa saja masalah hang dihadapi.

"SiHaTi tahap awal mencakup 56 Gapoktan yang tersebar di 15 Kabupaten/Kota sentra komoditas cabai, bawang merah, bawang putih, dan daging sapi," kata Ponco.

Lalu aplikasi ini berkembang hingga menjadi ketiga. Generasi ketiga bisa dimanfaatkan oleh masyarakat luas untuk memantau harga kebutuhan pojok di pasar-pasar utama di Kabupaten dan Kota. Aplikasi Sihati generasi ketiga, lanjutnya, dapat diunduh di playstore android secara gratis.

"Aplikasi ini bermanfaat bagi pemerintah, bagi produsen baik itu petani atau peternak hingga bagi konsumen atau masyarakat itu sendiri," ujarnya.

Manfaat bagi Pemerintah mislanya Pemda bisa memantau perkembangan data produksi (pasokan) riil dan perkiraan pasokan yang dimiliki oleh petani atau peternak di daerah sentra secara real time; mendukung pengambilan keputusan terkait ketahanan pangan.

Bagi Produsen, Sihati bermanfaat sebagai kerangka acuan menentukan rencana tanam. Pengaturan pola tanam akan meminimalkan harga jatuh saat panen raya dan meminimalkan lonjakan harga ketika terjadi kelangkaan produksi.

Lalu bagi masyarakat, Sihati bisa mengelola ekspektasi positif di masyarakat karena ada transparansi harga dan pasokan.

"Kami berharap ke depan Sihati terus berkembang hingga bisa di-replikasi secara nasional," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com