Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Melonjak, Pemerintah Akan Intervensi Harga Bahan Pokok Jelang Puasa dan Lebaran

Kompas.com - 28/04/2017, 18:53 WIB
Ramdhan Triyadi Bempah

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) bersama Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian sepakat akan melakukan pengawasan dan pemantauan harga bahan pokok menjelang bulan puasa dan Idul Fitri.

Ketua KPPU Syarkawi Rauf mengatakan, pihaknya bakal menindak tegas pelaku usaha yang sengaja memainkan harga.

“Kecenderungan gejolak harga bahan makanan beberapa tahun terakhir mendorong harga terus naik. Bulan puasa dan Lebaran kerap dijadikan momen terjadinya shifting harga atau pergantian harga. Tapi setelah Lebaran, itu harga tidak turun lagi,” ucap Syarkawi, Jumat (28/4/2017).

Syarkawi menjelaskan, pemerintahan akan berupaya mengintervensi harga bahan pokok, sehingga dapat dijangkau oleh masyarakat. Dirinya mencontohkan, untuk gula misalnya, pemerintah telah menetapkan harga eceran tertinggi Rp 12.500 per kilogramnya.

Ia menambahkan, KPPU sudah mencermati rantai distribusi bahan makanan strategis tiap komoditas, untuk memantau simpul-simpul yang berpotensi menimbulkan persaingan usaha tidak sehat sehingga terjadi permainan harga. Penguasaan pangsa pasar yang besar, kata Syarkawi, berpotensi disalahgunakan.

Sejumlah bahan makanan strategis yang telah diidentifikasi bakal mengalami kenaikan harga, diantaranya beras, daging sapi, daging ayam, bawang merah, gula, cabe, kedelai, jagung, garam, serta minyak goreng.

“Pemerintah sedang berusaha mengintervensi dengan menggelontorkan produk yang namanya Minyak Kita yang akan dijual pada kisaran harga Rp 11 ribu per liter, sebagai pilihan bagi masyarakat. Dan diwajibkan ada di setiap outlet ritel modern yang bisa dipantau pemerintah,” tutur dia.

Pihaknya pun mengimbau kepada produsen, distributor, dan pengecer semua bahan makanan agar menjaga harga tetap stabil.

“Terkait permainan harga, kalau ada produsen, distributor, atau retailer yang coba-coba melakukan tindakan anti persaingan dan membuat harga jadi tidak stabil, maka kami akan mengambil tindakan tegas,” tutup dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Pendapatan Tetap? Ini Arti, Keuntungan, dan Risikonya

Work Smart
BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

BI Kerek Suku Bunga Acuan ke 6,25 Persen, Menko Airlangga: Sudah Pas..

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Suku Bunga Acuan BI Naik, Rupiah Masih Melemah

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Kamis 25 April 2024

Spend Smart
SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

SMGR Gunakan 559.000 Ton Bahan Bakar Alternatif untuk Operasional, Apa Manfaatnya?

Whats New
Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 25 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Kamis 25 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Harga Emas Dunia Melemah Seiring Meredanya Konflik Timur Tengah

Whats New
IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

IHSG dan Rupiah Melemah di Awal Sesi

Whats New
Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com