Kenaikan Harga Minyak Bikin Laba Shell Melonjak

LONDON, KOMPAS.com - Raksasa minyak asal Inggris-Belanda Royal Dutch Shell membukukan peningkatan laba secara signifikan pada kuartal I 2017. Cemerlangnya laba Shell didorong oleh perbaikan pada harga minyak dunia.

Mengutip BBC, Kamis (4/5/2017), laba Shell pada kuartal I 2017 tercatat sebesar 3,4 miliar dollar AS. Capaian tersebut jauh lebih baik dibandingkan 1 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun sebelumnya. Naiknya harga minyak dunia sebesar 55 persen selama kuartal I 2017 secara tahunan menjadi pendorong utama peningkatan laba Shell.

Selain Shell, beberapa raksasa minyak lainnya seperti BP, Exxon Mobil, Chevron, dan Total juga melaporkan peningkatan laba.

Laba Shell juga didorong oleh penghematan biaya dan belanja sebesar 1 miliar dollar AS selama tiga tahun terakhir melalui pemangkasan biaya dan penjualan aset. Kedua langkah tersebut terbukti menyehatkan arus kas dan mendongkrak laba Shell.

CEO Shell Ben van Beurden menjelaskan, pihaknya pada tahun ini akan menggelontorkan investasi sebesar 25 miliar dollar AS. Investasi itu ditujukan bagi proyek-proyek migas baru.

"Kami akan terus memperbaiki portfolio Shell dan mentransformasi perusahaan," ujar van Beurden.

Produksi hulu migas Shell tumbuh 2 persen pada kuartal I 2017 menjadi 3,752 juta barrel ekuivalen dari 3,905 juta barrel ekuivalen pada kuartal I 2016. Beberapa ladang minyak baru Shell terus meningkat produksinya, utamanya di Brazil dan Kazakhstan.

Sementara itu, pendapatan Shell dari bisnis pemurnian, pemasaran, dan kimia naik 20 persen menjadi 2,5 miliar dollar AS pada kuartal I 2017.

"Kami mengalami perbaikan signifikan pada bisnis hulu dan kimia, yang diuntungkan dari membaiknya kinerja operasional dan kondisi pasar yang lebih baik," tutur van Beurden.

Para investor pun menyambut baik kinerja keuangan Shell yang menggembirakan pada kuartal I 2017. Ini terlihat dari menguatnya saham Shell sebesar 3 persen pada sesi awal perdagangan di lantai bursa.